Ken menyebut, kadang sekolah memang melakukan pembiaran terhadap kasus bullying terhadap siswa tersebut dan menganggap hal biasa.
Bahkan anak tidak boleh melapor kepada orang tua jika dibully oleh temen-temen di sekolah
Baca Juga:
Hadapi OPM, Panglima TNI Bakal Ubah Taktik Tempur
“Banyak orang tua yang melaporkan ke NII Crisis Center jika anaknya dibully karena beda agama, di sekolah ada lagu "tepuk anak sholeh" dan dalam lagu tersebut ada syair kontroversial yang berbunyi mengarah pada sikap intoleran,” kata Ken Setiawan dalam keteranganya, dikutip Selasa (3/5/2025).
Islam Islam yes, kafir kafir no, orang Islam dilarang berteman dengan orang kafir, nanti akan serupa kafir juga seperti mereka, orang kafir itu layak dibunuh.
“Intoleransi ditandai dengan sikap tidak menghargai perbedaan dan dapat memicu radikalisme, yaitu pemahaman dan tindakan ekstrim yang mengarah pada kekerasan,” kata Ken Setiawan.
Baca Juga:
Pendiri NII Crisis Center: Pelaku Teroris Korban Doktrin Sakral Kafir dan Jihad
Dampaknya menurut Ken, bisa meliputi kesulitan dalam bergaul, kesulitan dalam belajar, dan bahkan potensi terlibat dalam tindakan kekerasan di kemudian hari.
Ada juga sekolah yang mengajarkan tentang Al-Wala Wal Bara, Al Wala yang berarti mencintai, menolong sesama Islam, sementara Al-Bara berarti harus menjauhi, membenci, dan memusuhi orang kafir/beda agama.
“Doktrin kafir ini untuk anak-anak sangat berbahaya karena akan di telan mentah-mentah sehingga bisa menimbulkan sikap intoleransi dan pemikiran radikal pada siswa dari usia dini yang dapat mengancam perkembangan anak dan masa depan bangsa,” ujar Ken.