WAHANANEWS.CO, Jakarta - Mantan pejabat Mahkamah Agung Zarof Ricar mengatakan kasus dugaan suap dan/atau gratifikasi terkait putusan lepas (ontslag) perkara korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah yang menyeret dirinya merupakan fitnah.
Zarof Ricar mengaku tidak mengenal salah satu terdakwa kasus itu, yakni advokat Marcella Santoso (MS), yang disebutkan berkaitan dengan dirinya.
Baca Juga:
KPK Benarkan Pengeledah Kantor KONI Jatim
"Saya cuma tahu namanya, tidak kenal. Jahat banget itu fitnah," kata Zarof, yang juga merupakan terdakwa kasus dugaan pemufakatan jahat berupa pembantuan suap dalam penanganan perkara Ronald Tannur di tingkat kasasi dan gratifikasi pada 2012–2022, saat ditemui di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (14/5/2025).
Dengan demikian, dia mengaku tak tahu apabila terdapat barang bukti elektronik yang ditemukan oleh Kejaksaan Agung dalam perkaranya, yang telah berhasil mengungkap kasus dugaan suap putusan lepas korupsi CPO.
Zarof pun mempersilakan Kejagung untuk membuktikan apabila terdapat keterlibatan dirinya dalam kasus tersebut.
Baca Juga:
Respons Kasus Suap di PN Jakpus, Komisi III Singgung Kesejahteraan Hakim
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar mengatakan pengungkapan kasus dugaan suap atas putusan lepas korupsi CPO bermula dari penyidikan kasus "vonis bebas" terpidana pembunuhan Ronald Tannur dan Zarof Ricar.
"Pada awalnya ada dugaan putusan ontslag ini tidak murni. Tapi, ketika dalam penanganan perkara di Surabaya (perkara Ronald Tannur), ada juga informasi soal itu, soal MS," ungkap Harli saat ditemui usai konferensi pers di Kejagung, Sabtu (12/4), malam.
Adapun dalam kasus dugaan pemufakatan jahat berupa pembantuan suap dalam penanganan perkara Ronald Tannur di tingkat kasasi dan gratifikasi pada 2012–2022, Zarof didakwa menjadi penghubung antara pemberi suap dan hakim selama berkarir di MA.