WahanaNews.co | Pelaksanaan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menuai pro dan
kontra.
Ada yang menyebut kebijakan ini tepat,
tetapi tak sedikit yang menganggap PPKM sia-sia karena tak berdampak signifikan
dalam menekan angka penularan Covid-19.
Baca Juga:
Luhut Bongkar Strategi Penting Pemerintah Hadapi Pandemi di Hadapan Kabinet Merah Putih
Salah satu sorotan muncul dari elit
Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Ibas, yang baru
saja menerima gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor itu, bahkan menyinggung soal "negara gagal" atau failed nation.
Putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menyebutkan bahwa Covid-19 terus mengganas, akibatnya keluarga
dan lingkungan tempat tinggal banyak yang terpapar saat ini.
Baca Juga:
Penasaran? Simak, Ini Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut
"Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita
disebut failed nation karena tak mampu menyelematkan rakyatnya,"
tukasnya, dikutip dari akun Fraksi Partai Demokrat, awal Juli
lalu.
Pernyataan Ibas rupanya tak terlalu
digubris oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Pernyataan Luhut disampaikan
menanggapi pertanyaan dari Andy F Noya dalam acara Kick Andy Double Check.
"Saya mau mengklafikasi beberapa
tudingan miring, ya. Karena, ada salah
satu pimpinan partai mengungkapkan rasa khawatir dia. Karena pemerintah gagal
menangani pandemi. Maka negara kita akan menjadi negara gagal," demikian
pertanyaan Andy F Noya kepada Luhut, yang dikutip Senin (26/7/2021).
Luhut segera menyambar pertanyaan Andy
F Noya.
Menurut mantan perwira Komando Pasukan
Khusus (Kopassus) itu, sampai saat ini belum ada satu pun negara
yang berhasil menangani pandemi.
"Saya mau tanya kepada beliau
itu, tunjukkan negara yang telah berhasil mengatasi pandemi. Kan enggak
ada," kata Luhut, merespons pernyataan Andy Noya.
Amerika Serikat, kata Luhut, negara
adidaya yang sangat besar juga mengalami nasib yang sama dengan Indonesia.
Kasus di negeri Paman Sam juga banyak,
bahkan di Los Angeles kasusnya mencapai ribuan persen karena Covid-19 varian
Delta.
"Jangan pernahlah dia, atau siapapun, merasa
paling tahu. Enggak ada," ujar Luhut.
"Jadi,
kekhawatiran itu berlebihan menurut anda?" tanya Andy lagi.
"Oh ya, itu terlalu berlebihan.
Aduh negara gagal, dia merintah" apa sih yang dia kerjain. Yang
ngomong itu, saya tahulah siapa itu. Tapi ya udahlah," ucap Luhut.
"Anda tahu dan Anda anggap itu omongan anak kecil?" celetuk Andy.
"Yalah, anak
kecil," tegas Luhut.
PPKM Diperpanjang
Sepeti diketahui, penerapan PPKM, baik Darurat maupun Level 4, belum optimal menurunkan angka infeksi virus Corona.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo
memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarat (PPKM) Level 4 hingga 2
Agustus 2021.
Jokowi mengatakan bahwa selama 23 hari
melaksanakan PPKM baik darurat maupun level 4, pemerintah telah melihat adanya
tren perbaikan dalam pengendalian pada laju Covid-19.
Dia menuturkan, laju kasus harian,
tingkat keterisian rumah sakit, hingga kasus positif, menunjukkan tren penurunan, seperti yang terjadi di sejumlah provinsi di Jawa.
Kendati demikian, dia meminta
masyarakat tetap harus berhati-hati dalam menyikapi varian Delta akibat
penularan yang cukup cepat.
Pertimbangan aspek kesehatan juga dihitung
secara cermat bersamaan dengan aspek ekonomi.
Jokowi menyebutkan bahwa pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat juga menjadi prioritas pemerintah.
"Dengan mempertimbangkan aspek
kesehatan aspek ekonomi dan dinamika sosial, saya memutuskan untuk melanjutkan
penerapan PPKM level 4 dari tanggal 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021,"
katanya melalui keterangan video, Minggu (25/7/2021). [qnt]