Eep menegaskan, strategi paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran yang menghantam basis pemilih lawan, justru berimbas mempersatukan kubu Ganjar-Mahfud dan kubu Amin.
“Jadi resiko yang diambil oleh 02 dengan menggunakan strategi menghantam basis-basis pemilihnya 03 itu adalah terjadi perkelahian yang nyata di bawah, yang membuat 03 dengan 01 mungkin bergabung, siapa pun yang maju di putaran kedua, Anies atau Ganjar,” terangnya.
Baca Juga:
Momentum Pilkada, Pengamat Politik Harap KPU Aktif Sosialisasi Nyata
Sebelumnya, data survei Litbang Kompas pada periode 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan pergeseran dukungan yang terjadi di kalangan pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan pendukung Presiden Joko Widodo.
Soliditas dukungan dari mereka yang pada Pemilu 2019 memilih PDI-P dan kemudian mendukung Ganjar, pada Agustus 2023 mengalami penurunan signifikan dari 60,6 persen menjadi 40,7 persen.
Sebaliknya, pemilih PDI-P yang beralih dukungannya kepada Prabowo mengalami peningkatan, dari 22,1 persen menjadi 35,1 persen.
Baca Juga:
Ray Rangkuti: Pengaruh Jokowi Melemah, Prabowo Menguat di Pilkada Jakarta
Survei ini melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Metode ini memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95 persen, dengan margin of error sekitar 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.