"Oh sangat bisa (mendongkrak elektabilitas). Kan sekarangkan sudah mulai paham toh. Yang ditolak itu bukan siapa-siapa. Bukan penyelenggaraan Piala Dunia-nya kok. Tapi Israel itu sendiri," sambungnya.
"Kalau mau sesuai dengan permintaan yang dilakukan oleh PSSI. Sesuai dengan Permenlu tidak ada lagu kebangsaan, tidak ada bendera, tidak ada atribut. Lha terus bal-balan opo polosan? Sana kan tidak mau, akhirnya dicarikan Argentina dengan jadwal yang sama. Itu logika berpikir saya aja," tambah Rudy.
Baca Juga:
Ketum PSSI Ajak Tim Kerja Keras Meski Indonesia Naik Peringkat FIFA
Sebelumnya diberitakan, hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Ganjar menurun selama tiga bulan terakhir.
Pada survei Januari 2023 Ganjar mengantongi elektoral 36,3 persen. Kemudian menurun pada Februari menjadi 35 persen. Lalu survei April merosot signifikan sekitar 8,1 persen menjadi 26 persen.
Menurut Direktur LSI Djayadi, ada sejumlah faktor yang menyebabkan elektabilitas Ganjar merosot. Salah satunya, sinyal dukungan berulang kali dimunculkan Presiden Joko Widodo terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca Juga:
Pembunuhan Berencana di Muaro Jambi, Pelaku Terancam Hukuman Mati
Selain itu, anjloknya elektoral Ganjar juga dinilai karena batalnya gelaran Piala Dunia U-20 di Tanah Air. Publik menganggap Ganjar menjadi salah satu penyebab Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 karena sempat lantang menolak Timnas Israel.
"Dilanjutkan dengan peristiwa kekecewaan piala dunia, maka klop itu (suara Ganjar menurun)," katanya. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.