Anies juga mengaku tak pernah berkeluh kesah terhadap isu tersebut dan tak pernah merasa dijegal.
"Saya tidak pernah merasa itu dianggap jegal. Justru saya merasa inilah bukti bahwa apa yang kita kerjakan Insya Allah akan mendapatkan simpati dan kepercayaan dari masyarakat," ujarnya.
Baca Juga:
Prabowo Tampil Berwibawa di Mata Dunia, Anies: Lawatan Internasional Sangat Produktif!
Sebelumnya, berita mengenai upaya penjegalan terhadap Anies agar tidak berhasil maju sebagai calon presiden pada 2024 cukup banyak dibicarakan oleh Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).
Informasi ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya. Menurutnya, isu penjegalan dibahas dalam sebuah pertemuan yang melibatkan tiga kepala partai dari Koalisi Perubahan, yakni Demokrat, Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Riefky menjelaskan bahwa dalam pertemuan di pulau pribadi Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu hadir.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Dalam pertemuan tersebut, diskusi mengenai kemungkinan penguasa untuk menghalangi langkah Anies dalam Pilpres 2024 diangkat.
"Ada indikasi bahwa penguasa mungkin akan menggunakan segala cara untuk menghentikan perjalanan calon presiden Anies Rasyid Baswedan," ujar Riefky, mengutip Wartakota Live, Rabu (16/8/2023).
Riefky juga mengungkapkan bahwa ada dugaan upaya untuk mengganggu tiga partai yang saat ini memberikan dukungan kepada Anies, dengan segala cara dan sumber daya yang mereka miliki.