WahanaNews.co, Jakarta - Pemerhati politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, merasa terkejut dengan keberanian Guntur Soekarnoputra yang menantang Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebagaimana diketahui, dalam acara "Rock and Roll Day’s" di Rumah Aspirasi Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta, beberapa waktu lalu, Guntur Soekarnoputra menyuarakan kritik terhadap Jokowi.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
"Kalau Ganjar dan Mahfud sudah jadi presiden dan wakil presiden, presiden punya hak prerogatif, gampang itu Jokowi mau diapain, terserah," kata Guntur di hadapan para relawan.
Ujang menyatakan bahwa seharusnya Guntur tidak mengeluarkan pernyataan seperti itu karena hal tersebut dapat bersifat kontraproduktif.
Menurut Ujang, pernyataan Guntur merupakan bentuk kritik yang keras, dan seharusnya kritik tersebut disampaikan dengan cara yang lebih baik.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Menurutnya, pernyataan tersebut terkesan sebagai ejekan terhadap Jokowi dan terlalu merendahkan posisi Jokowi.
Ujang juga menambahkan bahwa apa yang dilakukan oleh Guntur merupakan bagian dari serangan PDIP terhadap Jokowi, yang dianggap sudah tidak sejalan lagi dengan garis partai.
"Tapi, apapun itu, kita sudah sama-sama tahu bahwa Jokowi punya pilihan, PDIP juga punya pilihan dan pilihannya berbeda, maka suka tidak suka dalam konteks Pilpres 2024 ya bertempur antara PDIP dengan Jokowi,” sambungnya, melansir Wartakota Live, Senin (5/2/2024).