WahanaNews.co | Video ceramah Bahar bin Smith jadi viral di media sosial, lantaran menyeret nama KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Pengacara Bahar, Ichwan Tuankotta berusaha menjelaskan duduk perkara kemunculan video tersebut.
Ichwan mengatakan, video ceramah itu diketahui lokasinya berada di Garut, Jawa Barat. Ceramah itu pun disebut Ichwan disampaikan Habib Bahar sebelum Dudung mengunjungi korban erupsi Semeru.
Baca Juga:
Habib Rizieq Shihab Singgung Nama Ahok dalam Istighosah Kubro PA 212
"Itu video saat kunjungan beliau di Garut, sudah kurang lebih satu minggu lalu. Ceramah itu sebelum Dudung datang ke Semeru," kata Ichwan, Minggu (19/12/2021).
Ihwalnya, dalam video itu Bahar menyampaikan doa bagi para korban bencana erupsi Gunung Semeru. Bahar merasa bahwa seluruh masyarakat Indonesia merupakan satu kesatuan tubuh yang sama.
"Apabila ada sebagian anggota tubuh yang merakan sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit, jadi penderitaan korban Semeru adalah penderitaan kita juga. Mereka yang kehilangan harta benda nya sama seperti kita kehilangan harta benda kita, mereka yang kehilangan keluarga nya sama seperti kita kehilangan keluarga kita," ujar Ichwan.
Baca Juga:
Bahas Normalisasi, Anies: Pembubaran FPI dan HTI Telah Diputuskan dan Disepakati
Setelahnya, dalam ceramah itu Habib Bahar lantas menyinggung Jenderal Dudung karena dinilai tidak memberikan bantuan sewaktu erupsi terjadi. Habib Bahar pun merasa tidak serta merta hanya menyinggung Dudung, tapi juga pihak-pihak lain yang kontra terhadap FPI.
"Waktu awal musibah semeru, FPI yang dulunya Dudung mengatakan bubarkan saja, dan turun langsung menurunkan baliho Habib Rizieq waktu menjabat Pangdam. Justru malah dia yang berkata bubarkan FPI tidak kelihatan di Semeru. Dan justru relawan-relawan FPI-lah yang terlihat membantu, mengevakuasi dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat. Dan bukan hanya Dudung yang Habib Bahar bahas, tapi banyak orang-orang yang membenci FPI yang tidak terlihat pada musibah Semeru," jelas Ichwan.
Dia menilai, viralnya video ceramah Habib Bahar itu karena dipotong-potong sehingga terjadi kesalahan penafsiran.