Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate sebesar 1029 atau 84 persen.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Baca Juga:
10 Negara Paling Dibenci di Dunia: China, AS, dan Rusia di Urutan Teratas
Ada treatment dan kontrol dalam metode eksperimental ini. Tujuannya untuk menguji efek pencalonan presiden terhadap elektabilitas partai. Hal ini dilakukan dengan membagi responden secara acak ke dalam empat kelompok (kontrol, treatment 1, treatment 2 dan treatment 3), dan setiap responden mendapat satu pertanyaan sesuai kelompoknya.
Dalam treatment, dimasukkan sejumlah nama tokoh untuk dilihat mana yang lebih berpengaruh menaikkan suara partai.
Untuk PDIP, pertanyaan kontrolnya adalah apabila digelar pemilihan anggota legislatif, responden akan memilih partai mana.
Baca Juga:
Survei Bank Indonesia: Konsumen Yakin Kondisi Ekonomi Tetap Kuat
Jawabannya, responden yang memilih PDIP sekitar 20 persen. Sampel untuk pertanyaan kontrol ini hanya 244 dengan margin of error sekitar 6 persen.
Selanjutnya, dalam treatment SMRC memasukkan nama Puan Maharani. Pertanyaannya adalah bila PDIP mencalonkan Puan Maharani untuk menjadi presiden, partai atau calon dari partai mana yang akan responden pilih di antara partai-partai di Indonesia pada pemilu mendatang.
Ada 27 persen yang menyatakan akan memilih PDIP. Saiful menjelaskan bahwa walaupun suara PDIP naik dibanding pertanyaan kontrol, tapi kenaikan ini memiliki tingkat signifikansi yang kurang meyakinkan.