WahanaNews.co | Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko mengatakan jika Megawati Soekarnoputri menginginkan Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang paham geopolitik serta implikasi dari kemajuan teknologi terhadap kondisi dunia di masa berikutnya.
Budi juga membeberkan jika keinginan Megawati mengenai arah yang perlu ditempuh Indonesia agar bisa menjadi hebat seiring teknologi yang maju dengan pesat.
Baca Juga:
TKN Hitung Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo Butuh Rp120 Triliun di Tahun Pertama
"Ibu Mega ingin Indonesia selanjutnya dipimpin oleh orang yang berwawasan luas," kata Budiman, Rabu (11/1/2023).
Budiman mengatakan bahwa PDIP bukan partai yang masih memikirkan lolos ambang batas parlemen atau tidak. Tetapi lebih dari sekedar itu.
Megawati dan PDIP, kata Budiman, sudah memikirkan bagaimana membawa Indonesia bisa survive dan bahkan menjadi negara superpower di masa depan.
Baca Juga:
Program Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo, Pengusaha Wanti-wanti Jerat Impor
"Itulah persis yang jadi keprihatinan ibu Mega," Kata Budiman.
Budiman menjelaskan bahwa dunia mengalami perubahan siklus setiap 25 tahun setelah Perang Dunia II berakhir.
Siklus 25 tahun pertama yakni sepanjang 1945-1970, sumber daya alam menjadi rebutan. Siapa yang menguasai sumber daya alam (SDA), maka akan menjadi besar. Baik itu minyak bumi, batu bara, emas, hasil perkebunan dan seterusnya.
Siklus berikutnya pada 1970-1995. Dalam periode ini, penguasaan terhadap pasar manufaktur menjadi penting. Budiman memberi contoh ketika Jepang dan Jerman bangkit usai kalah Perang Dunia II dengan memproduksi banyak sekali barang jadi. Bukan lagi bahan baku berupa SDA meski SDA masih tergolong penting.
Lalu pada siklus 25 tahun ketiga yaitu 1995-2020, financial engineering mengemuka. Di siklus 25 tahun keempat pada 2020-2045, Budiman mengatakan penguasaan data yang menjadi penting. Data pergerakan manusia sehari-hari, data sosial kultural dan seterusnya.
"Kita ingin di 25 tahun keempat ini, kita menjadi unggul. Itulah yang menjadi concern kami. Sampai 2044 nanti adalah yang bisa memastikan kita bisa jadi superpower teknologi. Minimal itu. Dan nanti jadi superpower ekonomi, " kata Budiman.
Budiman mengatakan perkembangan di dunia hingga 2045 nanti bakal sangat mengubah pola pikir, serta gaya hidup manusia. Dengan demikian, perubahan signifikan terjadi pula terhadap bagaimana negara mempertahankan diri.
Misalnya, produk artificial intelligence menjadi artificial general intelligence. Pekerjaan kasar tidak lagi dikerjakan manusia. Orang lebih dituntut untuk menciptakan sesuatu atau kreatif ketimbang sekadar bekerja menuruti perintah.
"Kalau bangkit. Kelas kita selevel Rusia, Amerika, China. Karena SDA kita kuat. Tinggal SDM yang perlu diperkuat. Kalau Eropa dan Jepang, SDM nya kuat tapi SDA-nya lemah. Maka dari itu kita bisa selevel Rusia, Amerika dan China, " ucap Budiman. [sdy]