"Perubahan itu memang slogannya dari NasDem, gimana nih. Itu slogannya NasDem. Restorasi," kata Sahroni di kompleks parlemen, Senayan, Senin (4/9).
Wakil Ketua Komisi III DPR itu mengingatkan agar slogan tersebut mestinya tak diklaim satu pihak. Sahroni pun menyindir Partai Demokrat agar tak terlalu terbawa perasaan karena AHY tak menjadi calon wakil presiden.
Baca Juga:
Kasus Suap Hasbi Hasan, KPK Periksa Petinggi Demokrat
"Harusnya enggak usah baper, ya normal-normal aja, namanya politik, sakit hati pasti, dendam jangan, udah gitu saja," kata dia.
NasDem nilai surat Anies ke AHY ambigu
Dalam kesempatan itu, Sahroni juga menanggapi isi surat pribadi Anies Baswedan ke AHY pada 25 Agustus lalu soal permintaan menjadi cawapres. Sahroni menilai surat tersebut ambigu.
Baca Juga:
Daftar Lengkap 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029 Bakal Ikuti Pelantikan Hari Ini
Sahroni tak menampik bahwa Anies memang diberi kewenangan untuk menentukan cawapresnya di KPP. Kewenangan itu tertuang dalam Piagam Koalisi Perubahan. Namun, kata dia, surat tersebut juga belum mendapat balasan dari Demokrat.
"Kalau ngeliat bahasanya masih ambigu kecuali sudah dibalas sama Demokrat, AHY menerima permintaan Anies," kata Sahroni.
Selain itu, kata dia, surat tersebut juga belum memenuhi syarat lain yakni harus disetujui tiga ketua umum koalisi dari PKS, NasDem, dan Demokrat. Menurut Sahroni, proses penentuan cawapres Anies sebelum muncul nama Muhaimin Iskandar, masih dalam proses lobi-lobi.