WahanaNews.co | Proses evakuasi pesawat latih TNI AL yang jatuh di Selat Madura belum tuntas.
Titik yang diduga lokasi pesawat sudah ditemukan, yakni di kedalaman 10-15 meter di Selat Madura.
Baca Juga:
3 Jenazah Korban Pesawat yang Jatuh di Tangsel dalam Kondisi Utuh
Namun, proses evakuasi itu terkendala cuaca.
Tidak hanya kondisi pesawat, hingga kini pilot maupun kopilot pesawat itu belum diketahui keberadaan dan kondisinya.
Seperti diketahui, pilot pesawat itu adalah Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady.
Baca Juga:
Pesawat Jatuh di BSD, KNKT: Pilot Ingin Mendarat Darurat, tapi Kena Pohon
Ia menerbangkan pesawat itu bersama kopilot Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti.
Berdasarkan informasi yang didapat, rumah pilot Judistira ada di kawasan perbatasan Surabaya dengan Bambe, Driyorejo, Gresik.
Demi memastikan itu, wartawan mendatangi rumah Judistira Eka Permady di Jalan Raya Patria Permai, Bambe, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur.
Tiba Rabu (7/9/2022) malam, sekitar pukul 21.30 WIB, di teras rumah dua lantai itu tidak terlihat ada tenda yang didirikan.
Sementara, di sekitar rumah pilot itu, tampak sudah ada sejumlah mobil dinas TNI AL dan beberapa mobil tamu yang parkir.
Terlihat juga bahwa di rumah itu sudah ada sejumlah anggota TNI AL yang berkumpul dan berjaga.
Demi memastikan bahwa rumah itu benar tempat tinggal Judistira, wartawan bertemu dengan seorang pria yang mengaku bernama Ari.
Ia menyebut bahwa dirinya merupakan paman dari istri sang pilot.
Ari, yang memberi izin bagi tim untuk keperluan mengambil foto rumah Judistria, sempat menyampaikan situasi dan kondisi keluarga Judistira saat ini.
Menurutnya, keluarga Judistira sedang berkumpul, menunggu kabar baik dan menggelar doa bersama untuk keselamatan Judistira.
"Keluarga saat ini masih menunggu kabar berita baik dari pusat," kata pria yang mengaku berasal dari Nganjuk itu.
Setelah beberapa menit mengobrol dengan Ari, datanglah seorang anggota TNI AL yang menanyakan maksud kedatangan wartawan.
Dengan permintaan yang halus, petugas itu menyampaikan permintaan maaf agar wartawan meninggalkan rumah sang pilot.
"Mohon maaf, untuk saat ini, ibu-bapak keluarga tidak berkenan ada media. Jadi, saya mohon maaf nggih, kami tidak bermaksud mengusir. Saya hanya menjalankan tugas," ujar anggota tersebut.
Kendala Cuaca
Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal), Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan, menyebutkan bahwa kondisi pilot dan kopilot pesawat latih yang jatuh di Selat Madura saat melaksanakan Air Defence Exercise (ADEX) itu belum diketahui.
“Kondisi pilot juga masih belum bisa kita pastikan," ujar Dwika, saat memberikan keterangan pers di Mabes AL, Cilangkap, Rabu (7/9/2022).
Dwika menjelaskan, pada saat itu TNI AL sebenarnya sudah mendapatkan titik yang diduga menjadi keberadaan pesawat latih yang jatuh.
Titik itu didapat dari tangkapan sonar yang digunakan dalam proses pencarian.
Hasil dari pemantauan, pesawat tersebut ditemukan jatuh di kedalaman 10-15 meter di bawah laut.
"Memang secara gambar yang ada di sonar itu bentuknya hanya siluet. Masih terlihat bentuk pesawatnya di kedalaman antara 10-15 meter," ujarnya.
Sayangnya, proses evakuasi itu tidak bisa berlangsung lancar karena terkendala oleh cuaca.
Salah satunya, pada saat konferensi pers di Mabes AL, Dwika menyebutkan proses evakuasi itu sempat terkendala hujan.
"Proses ini tidak bisa kami tentukan. Seperti sekarang di lokasi masih hujan sehingga tim kesulitan," ujarnya di Cilangkap, Jakarta Timur.
Dwika mengatakan, arahan Kelapa Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono, proses evakuasi harus dilakukan sesegera mungkin.
Selain itu, Yudho berencana untuk meninjau langsung TKP jatuhnya pesawat itu.
"Tadi dari Bapak KSAL menyatakan atensi khusus terkait peristiwa ini. Kemungkinan Bapak KSAL dalam waktu dekat akan meninjau langsung lokasi. Tapi, sesuai perintah Bapak KSAL, secepat mungkin kami akan melakukan evakuasi," ujarnya. [gun]