WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya buka suara soal peristiwa kerusuhan dan penjarahan pasca-demo besar Agustus 2025 yang membuat banyak pihak tercengang, karena aparat kepolisian sempat dianggap tak berdaya menghadapi amukan massa.
Dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis (25/9/2025) malam, Sigit mengakui moral anggota Polri sempat jatuh akibat situasi yang memburuk di lapangan.
Baca Juga:
Polisi Bongkar Praktik Penjualan Daging Anjing di Rokan Hilir, Pelaku Ditangkap
"Ya mungkin Mba Rosi boleh berasumsi, tapi di sisi saya, saya melihat bahwa peristiwa yang ada harus segera kita tindak lanjuti," kata Sigit.
Ia menegaskan, hal yang paling berat kala itu justru bagaimana dirinya membangkitkan kembali semangat para anggota Polri yang sempat hanya bisa bertahan.
"Dan langkah yang paling utama adalah, mohon maaf, peristiwa yang ada itu sempat menjatuhkan moril anggota saya," sambungnya.
Baca Juga:
Klarifikasi Polda Jambi Jambi Soal Insiden dengan Wartawan, Benarkah Ada Pembungkaman?
Sigit menyebut, kerusuhan tidak hanya terjadi di satu titik, melainkan hampir serentak di banyak daerah, termasuk penjarahan, pembakaran fasilitas umum, hingga gedung DPRD.
"Ya yang jelas memang peristiwa itu terjadi di mana-mana, hampir serentak dan itu membuat Polri saat itu sempat dalam kondisi hanya bertahan," ujarnya.
Menyadari dampaknya yang luas, Sigit langsung menggelar rapat dengan jajaran untuk mengambil keputusan cepat.
"Sehingga kemudian saat itu polisi mengambil langkah, polisi bertindak tegas, polisi harus mengambil alih situasi yang ada, dan segera mengembalikan situasi sehingga kembali normal," jelasnya.
Menurut dia, Polri hanya butuh waktu dua hari untuk mengembalikan stabilitas.
"Sehingga tugas saya saat itu adalah bagaimana mengembalikan moril anggota supaya bangkit kembali, dan segera bisa melaksanakan tugasnya, dan saat itu, itu yang kita lakukan," tegas Sigit.
Dengan langkah tersebut, Sigit menyampaikan situasi kembali terkendali dan masyarakat bisa beraktivitas normal.
"Yang pasti, situasi serupa seperti tragedi kerusuhan 1998 ini tidak boleh terjadi kembali, saat itu dalam waktu 2 hari situasi yang ada bisa kembali normal, dan tentunya ini menjadi evaluasi kita bahwa ke depan hal ini tidak boleh terjadi lagi," ujarnya.
Meski demikian, Sigit mengingatkan agar jajaran kepolisian tetap waspada, karena potensi kerusuhan tidak boleh dianggap remeh.
"Sehingga kemudian moril anggota kembali bangkit, kita bisa segera pulihkan, dan mungkin sekarang kita lihat bahwa kondisi sudah normal, namun kita tetap waspada, jangan sampai hal ini berulang kembali," imbuhnya.
Kerusuhan yang pecah pada akhir Agustus hingga awal September 2025 itu sempat membuat publik terkejut, karena penjarahan dan pembakaran fasilitas terjadi di banyak wilayah sekaligus.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]