WahanaNews.co | Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, perintahkan kepada jajarannya untuk menyidik ulang kasus tewasnya Sertu Marctyan Bayu Pratama, yang diduga dianiaya senior.
Jenderal Andika mewanti-wanti jajarannya untuk tuntaskan kasus tewasnya Sertu Bayu.
Baca Juga:
4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi Akibat Terlibat Judi Online
"Nah, sekarang kalau Odmil Jakarta, kan sudah dilimpahkan Odmil Jakarta, Odmil Jakarta sidik ulang," kata Jenderal Andika di akun YouTube Jenderal Andika Perkasa seperti dilihat, Sabtu (23/7/2022).
Jenderal Andika tak mempermasalahkan jika berkas kasus tewasnya Sertu Bayu dikembalikan.
Namun dia mengingatkan jajarannya untuk melengkapi berkas dan memasukkan semua pasal yang relevan dengan kasus tewasnya Sertu Bayu.
Baca Juga:
Danpuspom TNI Pimpin Apel Gelar Pasukan Penegakan Hukum Tahun 2024
"Sehingga kalau perlu dikembalikan, kembalikan. Semua pasal yang relevan masuk. Ini tewas ini. Dan bukti nyata penganiayaan," ujarnya.
Andika Perkasa tak ingin kasus tewasnya Sertu Bayu dianggap main-main begitu saja.
Sebab, kasus tersebut merenggut nyawa Sertu Bayu.
"Odmil Jakarta, sampaikan, ini diteliti dari ulang, sehingga semua pasal yang relevan, jangan sampai tidak ada. Oke, hati-hati, maksudnya hati-hati jangan sampai lolos begitu saja," ucap Andika Perkasa.
"Ini ada korban tewas, lagi-lagi ada korban tewas. Jangan main-main," imbuhnya.
Duduk Perkara
Seorang anggota TNI berpangkat sertu di Timika, Papua, tewas diduga dianiaya oleh seniornya.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pun lantas memberikan arahan tegas terkait kematian sertu bernama Marctyan Bayu Pratama itu.
Ganjilnya kematian Sertu Bayu itu mulanya diungkap oleh sang ibu, Sri Rejeki.
Sri Rejeki meminta Jenderal Andika menuntaskan kasus anaknya. Dia ingin persidangan segera digelar dan diputuskan seadil-adilnya.
"Para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya. Kalau bisa, ya ini dipecat, karena sudah bisa merusak tatanan TNI dan juga membahayakan masyarakat sipil karena orang seperti ini kejam ya," kata wanita berusia 50 tahun ini, dilansir dari Antara, Kamis (9/6).
Sri Rejeki mengungkapkan, informasi bahwa sang putra meninggal dunia diterimanya pada 8 November 2021. Dia mendapatkan informasi tersebut dari salah satu komandan anaknya yang ada di Solo.
"Hari Senin dikabari anak saya meninggal. Kabar dari komandan di Solo katanya sakit, saya nggak percaya. Wong Sabtu baik-baik saja kok tiba-tiba Senin dikabari anak saya meninggal," katanya.
Padahal, kata Sri Rejeki, saat berkomunikasi pada Sabtu (6/11/2021), anaknya dalam kondisi baik-baik saja.
"Justru terakhir anak saya dalam keadaan baik-baik saja. Telepon terakhir baik-baik saja, kegiatan selama di sana ngaji, hafalan Qur'an. Makanya saya tenang," katanya.
Penuh Luka Lebam
Kecurigaan terkait ganjilnya kematian sang anak makin besar saat membuka melihat wajah anaknya di peti mati.
Dia mengatakan wajah anaknya penuh dengan luka lebam dan hidung patah sehingga akhirnya ia meminta agar ada autopsi ulang.
"Tapi petugas justru memberikan janji akan diberi hasil autopsi. Namun sampai beberapa minggu, bahkan berbulan-bulan, hasil autopsi tidak ada kabar," ungkap Sri Rejeki. [rsy]