WahanaNews.co, Jakarta - Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, menanggapi desakan keluarga Imam Masykur yang meminta polisi menerapkan pasal pembunuhan berencana, terhadap kakak ipar Praka Riswandi, Zulhadi Satria Saputra.
Hengki mengaku, saat ini pihaknya masih mendalami keterlibatan Zulhadi, termasuk menginvestigasi awal mula dari peristiwa penculikan tersebut.
Baca Juga:
Lepas Jokowi Pulang ke Solo, Wanita 'Kebal Paspamres' Tak Kuasa Menahan Tangis
"Masih pendalaman. Kami mengungkap awal entry poin dari kasus sebelumnya. Kami tangkap, ini HP dari mana. Kemudian baru mengarah ke tersangka yang ada di Pomdam, jadi itu kasus dia memang menerima barang hasil kejahatan," kata Hengki pada wartawan Jumat, (29/9/2023) mengutip VIVA.
Dia menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa langsung menerapkan pasal pembunuhan berencana terhadap Zulhadi, karena penyidik membutuhkan alat bukti yang cukup untuk menerapkan pasal tersebut.
"Tidak mungkin kami terapkan 340 seperti itu. Tetapi untuk supir masih kami dalami. Artinya, penyidik akan profesional, kita tidak akan dipengaruhi oleh opini, tekanan, dan sebagainya," ujar Hengki.
Baca Juga:
Polres Bantul Terjunkan Lebih dari Seratus Personel Amankan Kunjungan Jokowi
"Kita berdasarkan fakta hukum, alat bukti. Jadi kita akan profesional, kita lihat ranah nya seperti apa ini masih pengembangan. Jadi harus kami harus jelaskan 2 itu," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya kuasa hukum keluarga Imam Masykur, Indra Haposan Sihombing, mendesak Polda Metro Jaya untuk menghukum para pelaku seberat-beratnya.
Desakan itu bahkan termasuk mendesak satu warga sipil, yakni Zulhadi, dijerat pasal 338 KUHP dan Pasal 340 KUHP.