Lalu pihak keluarga meminta utusan Gontor untuk memberikan keterangan sebenarnya, dan akhirnya barulah disebutkan AM meninggal karena dianiaya
Pesantren Gontor pun saat ini telah menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa itu termasuk mengakui bahwa AM telah tewas akibat menjadi korban penganiayan. Terlepas dari permohonan maaf, keluarga AM akan tetap menempuh jalur hukum.
Baca Juga:
Bobi Candra, Bos Tambang Ilegal dengan Kerugian Negara Rp 556 Miliar, Dibekuk di Jakarta
"Kami akan meneruskan ini ke ranah hukum. Sesuai statement Gontor mengakui penganiayaan. Disesalkan sudah tahu ada penganiayaan kenapa dikemas ada surat kematian karena sakit," kata Titis.
Sementara, untuk laporan kepolisian saat ini diusut dengan LP model A atas kasus temuan kepolisian.
"Apabila dibutuhkan untuk membuat laporan baru model B kami akan buat, tapi untuk sekarang Polres Ponorogo sudah menanganinya dengan laporan model A," ujar Titis.
Baca Juga:
Bank Indonesia Sebut Uang Pecahan Rp10 Ribu Tahun Emisi 2005 Tidak Berlaku Lagi
Sehari sebelumnya, pihak Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor mengakui pihaknya sempat menutupi penyebab kematian santrinya, AM (17) akibat dianiaya.
Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor, Noor Syahid berdalih hal itu memang sengaja dilakukan pihaknya untuk menjaga perasaan keluarga.
"Jadi sebetulnya dari awal ketika jenazahnya diserahkan, memang [penyebab meninggal korban] tidak untuk konsumsi umum," kata Noor Syahid, dilansir dari cnnindonesia, Rabu (7/9).