WahanaNews.co | Penganiayaan terhadap wartawan kembali terjadi di Jakarta Barat.
Peristiwa itu dialami oleh dua warga Kembangan, bernama Nanang dan satu lagi wartawan media online satusuaraexpress.co (SSE) Jainudin atau kerap disapa Jaber.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis di Penjaringan, Kepala Korban Dibuang ke Sela Tembok
Ketua Koordinatoriat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jakarta Barat, Kornelius Naibaho menyayangkan peristiwa penganiayaan tersebut.
Kedua pemuda itu menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (20/5/2023) dini hari.
Korban mengaku dipukuli oleh tiga orang tak dikenal saat melintas di sekitar Kali Sekretaris, dekat Pasar Pesing.
Baca Juga:
Kasus Ronald Tannur, MA Bentuk Tim Pemeriksa Mengklarifikasi Majelis Kasasi
Jaber dan Nanang menceritakan awal mula kejadian yang mereka alami kepada media.
Saat mereka mengendarai sepeda motor dengan berboncengan dari arah pesing menuju taman anggrek, seketika mereka dipepet oleh dua orang tak dikenal.
"Pas di tikungan pinggir kali di dekat pos RW Pasar Pesing dalam keadaan sepi, tiba-tiba mereka dipepet dan didorong pelaku yang ngoceh-ngoceh tidak jelas, seolah-olah mereka itu merasa ditantang sama kita," ungkap Jaber.
Jaber menjelaskan, tidak lama setelah pelaku mengoceh tidak jelas, pelaku pun langsung memukul Nanang yang juga korban, namun Jaber membela dengan mengeluarkan kartu identitas wartawan, tetapi pelaku tidak menghiraukan malah memukuli kedua korban secara membabi buta.
Pelaku akhirnya memanggil temannya yang kebetulan tidak jauh dari lokasi kejadian. Sebelum teman korban datang, kata Jaber, mereka diinterogasi pelaku dengan menuduh seorang pemakai.
"Apa itu media, gak ada itu media," ucap pelaku kepada korban.
Dari kejadian itu, Jaber sempat merekam aksi para pelaku, namun salah satu pelaku merampas handphone dan menyuruh korban untuk menghapus video tersebut.
Tak hanya itu, pelaku pun ingin merampas kartu identitas wartawan milik Jaber, namun Jaber mampu menghalaunya.
"Kejadian sekitar jam 03.00, dan di situ saya ajak mereka untuk berdiskusi baik di sebuah pos, malah mereka gak mau dan membentak saya dan mereka bilang, 'ngapain kamu ngatur-ngatur saya'," terang korban.
Tidak lama kemudian, setelah memukuli dua orang korban tersebut, datanglah rekan korban bernama Ridwan berprofesi sebagai tukang ojek yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
Rekan korban yang berprofesi sebagai tukang ojek itu berusaha melerainya, namun dirinya pun tak luput menjadi korban keganasan para pelaku.
Ridwan pun dipukuli dan mau diceburkan ke Kali Sekretaris.
Atas perbuatan pelaku, para korban sudah melapor ke Polsek Kebon Jeruk dan polisi pun langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP), namun para pelaku sudah tidak ada di lokasi lagi.
Korban juga diminta pihak Polsek Kebon Jeruk untuk visum, tapi korban yang memang sedang tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya visum sebesar kurang lebih lima ratus ribu rupiah.
Jaber saat ini mengalami luka serius di bagian perut dan rahang, sedang Nanang mengalami luka di bagian bibir dan bagian dada.
Menanggapi peristiwa itu, Ketua PWI Koordinatoriat Jakbar, Kornelius Naibaho mengaku heran, mengapa masih ada preman jalanan yang berkeliaran dan membabi-buta menganiaya warga.
"Katanya premanisme dibasmi, kok masih ada? Lalu apa kerja polisi? Padahal, TKP-nya sangat dekat dengan Markas Polres Metro Jakbar, lho? Apakah Kota Jakarta Barat yang kita cintai dan banggakan ini sudah tidak aman lagi?" ujar Kornel.
Kornel juga meminta pihak kepolisian terus melakukan patroli jalanan khususnya pada malam hari.
“Kota ini sedang tidak baik-baik,” tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]