WAHANANEWS.CO, Jakarta - Perang modern tak lagi mengandalkan pilot di kokpit. Era drone tempur tanpa awak (Unmanned Combat Aerial Vehicles/UCAV) telah menjelma menjadi kekuatan utama dalam pertempuran lintas benua.
Drone-drone militer tercanggih kini hadir membawa presisi mematikan, pengawasan udara jarak jauh, dan keunggulan teknologi yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Baca Juga:
Korea Selatan Ubah Haluan: Tinggalkan F-35B, Bangun Armada Drone Tempur di Atas Kapal Induk
Dari medan konflik di Timur Tengah hingga Asia, mesin-mesin perang tanpa awak ini beroperasi tanpa risiko kehilangan nyawa manusia di balik kendalinya.
Berikut lima drone tempur paling mematikan yang menguasai langit dunia pada 2025:
1. MQ-9 Reaper (Amerika Serikat)
Baca Juga:
Militer Pakistan Dibombardir Drone Israel, Dunia Waspadai Koalisi Baru
Sang raksasa langit buatan General Atomics ini adalah tulang punggung kekuatan udara tanpa awak militer Amerika Serikat.
Dengan kemampuan terbang hingga 27 jam dan membawa muatan 1.700 kg, MQ-9 dapat dilengkapi rudal Hellfire, bom JDAM, hingga laser GBU-12 Paveway.
Operasional di lebih dari 10 negara, Reaper telah menjadi ikon dominasi udara modern. Harganya diperkirakan mencapai Rp 640 miliar per unit.
2. Bayraktar TB2 (Turki)
Mesin pembunuh berbiaya murah ini membuktikan kekuatannya di berbagai medan seperti Ukraina dan Libya.
Dengan daya angkut 150 kg dan presisi tinggi, TB2 telah mencetak sejarah baru dalam peperangan drone.
Harga relatif terjangkau, Rp 80-160 miliar, menjadikannya primadona di kalangan negara berkembang dan kekuatan militer regional.
3. TAI Anka (Turki) yang Dipesan RI
TAI Anka menawarkan kekuatan tempur dan intelijen canggih dengan daya terbang lebih dari 30 jam.
Kemampuan membawa persenjataan dan perangkat perang elektronik membuatnya menjadi salah satu MALE UAV (Medium Altitude Long Endurance) paling ditakuti di dunia saat ini.
Indonesia telah resmi memesan drone ini sebagai bagian dari modernisasi pertahanan udara nasional.
Kehadiran TAI Anka menandai langkah besar Indonesia menuju era baru pertahanan yang lebih adaptif dan berteknologi tinggi.
Di tengah dinamika ancaman modern seperti pelanggaran wilayah udara dan perang hibrida, sistem drone tempur seperti Anka akan menjadi elemen kunci untuk memperkuat keunggulan intelijen, pengawasan, dan serangan presisi dari jarak jauh, tanpa risiko mengorbankan nyawa prajurit di garis depan.
4. CAIG Wing Loong II (China)
Alternatif murah dari MQ-9 ini membawa kekuatan besar dalam wujud hemat biaya. Dipersenjatai rudal HJ-10 dan bom presisi, Wing Loong II telah diuji dalam konflik di Timur Tengah.
Dengan harga Rp 16-80 miliar per unit, drone ini menyasar negara-negara Asia, Afrika, dan Timur Tengah sebagai mitra utama.
5. Kronshtadt Orion (Rusia)
Kekuatan utama Rusia di langit tanpa awak. Orion mampu membawa muatan hingga 250 kg dan aktif dalam operasi di Suriah serta Ukraina.
Harga yang kompetitif membuat Orion-E menjadi alternatif serius untuk negara-negara yang menghindari ketergantungan pada Barat.
Indonesia termasuk yang disasar sebagai calon pelanggan potensial.
Di era perang yang berubah cepat, drone menjadi simbol supremasi teknologi dan strategi.
Tak sekadar alat tempur, mereka adalah pionir dalam taktik modern.
Indonesia, dengan langkah-langkah pembelian dan pengembangan teknologi drone, tengah menapaki jalan menuju kemandirian pertahanan udara.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]