WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah melupakan masa lalu yang sempat dialami oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ketika masih berdinas di militer.
"Saya melupakan itu. Tapi saya juga paham lama-lama, kalau itu benar terjadi, ya kan situasi waktu itu berbeda dengan sekarang, ya kan beda" kata Luhut dalam Podcast Political Show CNN Indonesia yang disiarkan Rabu (7/2).
Baca Juga:
Luhut Bongkar Strategi Penting Pemerintah Hadapi Pandemi di Hadapan Kabinet Merah Putih
"Itu kan dari zamannya Orde Baru. Pak Prabowo sebagai bawahan tentu dia harus melaksanakan perintah yang diberikan ke dia," tambahnya.
Luhut kemudian ditanyakan soal ucapannya pada medio 23 Mei 2014 lalu terkait ada pernyataan seniornya di TNI yang heran jika masih ada purnawirawan di TNI memilih eks TNI yang dipecat untuk jadi presiden.
Luhut enggan menjelaskan pernyataannya kala itu menjurus ke siapa. Pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi maju bersama Jusuf Kalla. Sementara Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa.
Baca Juga:
Penasaran? Simak, Ini Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut
Luhut lantas mengklarifikasi pernyataan itu bukan murni dari dirinya. Ia hanya mengutip pernyataan seniornya yang sempat bicara seperti demikian kala itu. Ia pun enggan untuk mengingat-ingat lagi ucapan tersebut lagi.
"Tapi saya enggak pernah mengingat-ingat itu. Kalau kita selalu mengingat-ingat masa lalu orang, kita enggak akan pernah maju. Sekarang kita lihat sekarang ini bagaimana. Masa lalu itu kita lihat kalau yang betul-betul itu bisa pengaruh ke depan," kata Luhut
Luhut mengatakan tak pernah meragukan nasionalisme yang dimiliki oleh Prabowo. Prabowo, lanjutnya, sudah membuktikan kinerja dan konsisten terhadap prinsipnya selama ini.
"Ya menurut saya sih ya, karena juga enggak pernah diadili kan. Diadili hanya Mahkamah anu aja, Dewan di TNI aja. Itu aja dia di anukan. Tapi kan sudah dihukum," kata dia.
"Apa iya kita harus bunuh? Ya kan enggak juga. Sekarang selama sekian puluh tahun terakhir ini dia menunjukkan siapa dia. Dan saya tidak pernah ragu nasionalisme dia," tandasnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]