WahanaNews.co, Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD, memprediksi bahwa dinamika perpolitikan Indonesia akan menggeliat setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) pada 23 April 2024 mendatang.
"Menurut saya, ke mana arah politik kita ke depan, saya melihatnya mungkin nanti dinamika akan mulai terjadi tanggal 23," kata Mahfud di Loman Park Hotel, Depok, Sleman, DIY, Sabtu (6/4/2024).
Baca Juga:
Menko Polhukam Pastikan Layanan PDNS 2 Kembali Normal Bulan Ini
Konfigurasi koalisi yang berkembang sekarang ini, menurut Mahfud, tak lebihnya teori spekulatif. Dia mencontohkan relasi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
"Misalnya yang ramai itu apakah akan terus pak Jokowi bersatu dengan Pak Prabowo, dan kalau itu terus kemudian bagaimana yang lain. Atau kalau Pak Prabowo ingin mencari koalisi lain di luar Pak Jokowi, bagaimana sikap ini terhadap Pak Jokowi dan seterusnya," ucapnya.
"Sekarang kan masih banyak spekulasi yang pasti akan terjadi, dinamika itu akan terjadi. Sehingga tidak akan seperti sekarang, menurut saya," sambung eks Menko Polhukam itu.
Baca Juga:
Satgas dan Menkominfo harus Didukung untuk Berantas Judi Online
Mahfud melihat pascakeputusan MK nanti jadi titik awal penentuan arah perpolitikan di Indonesia. Makin meletup-letup kala mendekati tanggal 20 Oktober 2024, atau momen pelantikan presiden terpilih.
"Itu juga akan semakin dinamis, mungkin pola-pola yang agak mendekati final sudah terjadi saat itu, tetapi kalau sekarang ini kan masih tarik-menarik. Ada yang aktif, ada yang diam dulu menunggu, ada yang sudah berpikir kalau ini sudah terjadi saya akan begini dan seterusnya," ungkapnya.
Akan tetapi, bagi Mahfud, tantangan paling besar adalah bagaimana membangun demokrasi yang lebih substantif di tengah sikap-sikap koruptif dan permisif terhadap tindak korupsi.