WahanaNews.co | Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md menyoroti nota pembelaan atau pledoi Bharada Richard Eliezer soal kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Mahfud mendoakan Eliezer mendapatkan hukuman ringan.
Baca Juga:
Hari Pertama Kampanye Pilpres 2024, Prabowo Beraktivitas Seperti Biasa
Pembacaan pledoi sendiri dilakukan Eliezer pada Rabu (25/1) di PN Jakarta Selatan.
Pada kesempatan tersebut, Eliezer menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak, di antaranya Presiden Joko Widodo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit, dan Mahfud Md.
Mahfud mengatakan, meski dirinya mendoakan hukuman diringankan, keputusan tetap ada pada hakim. Ia menyebut seluruh pihak harus sportif dalam berhukum.
Baca Juga:
Survei LSI Djayadi Hanan: Prabowo-Erick Tetap Unggul dari Kandidat Lain
"Adinda Richard Eliezer. Saya senang, saat membaca pledoi tadi kamu mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak, termasuk kepada saya. Saya berdoa agar kamu mendapat hukuman ringan, tapi itu semua terserah kepada majelis hakim. Kita harus sportif dalam berhukum bahwa hakimlah yang berwenang memutus hukuman," ujar Mahfud dalam akun Twitter resminya @mohmahfudmd.
Mahfud lantas mengingat awal mula kasus terungkap ke publik sebagai kasus tembak-menembak.
Namun, menurut Mahfud, kasus pembunuhan ini lantas terungkap setelah Eliezer menyampaikan fakta yang terjadi.
"Aku masih ingat, kasus ini menjadi terbuka ketika pd 8 Agustus 2022 kamu membuka rahasia kasus ini bahwa faktanya bukan tembak melainkan pembunuhan. Sebelum itu selama sebulan (sejak 8 Juli) kamu mengaku saling tembak karena ditembak duluan. Tapi tanggal 8 Agustus itu kamu bilang: itu pembunuhan," kata Mahfud.
Mahfud menyebut, sejak saat itu, fakta terus terungkap, termasuk peran mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, Ferdy Sambo, dalam kasus ini.
Mahfud juga berpesan agar Eliezer tabah menerima apa pun vonis yang diberikan hakim.
"Sejak itu semua jadi terbuka, termasuk Ferdy yang kemudian mengaku sebagai pembuat skenario. Ingatlah setelah membuka rahasia kasus ini kamu menyatakan bahwa hatimu lega dan lepas dari himpitan karena telah mengatakan kebenaran tentang hal yang semula digelapgulitakan. Kamu jantan, harus tabah menerima vonis," tuturnya.
Sebelumnya dalam persidangan, Eliezer menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak. Ucapan terima kasih ini diberikan lantaran dukungan dan kepercayaan yang diberikan agar dirinya mengungkapkan fakta yang terjadi.
"Pada akhirnya perkenankan saya mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada bapak Presiden Joko Widodo, bapak Menkopolhukam Mafhud MD, Pimpinan Polri, yaitu Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit, bapak Wakapolri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono, Bapak Kabareskrim Komisaris Jenderal Agus Andrianto, Bapak Komandan Korps Brimob Komisaris Jenderal Anang Revandoko yang juga telah saya anggap seperti orang tua saya sendiri, rekan-rekan dan senior yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan serta masih memberikan kepercayaan kepada saya untuk dapat mengungkap kebenaran, terima kasih juga kepada LPSK yang telah mendampingi dan memberikan perlindungan kepada saya hingga saat ini, dan tidak lupa kepada seluruh masyarakat Indonesia yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya. Kiranya Tuhan senantiasa mencurahkan berkat-Nya kepada kita semua," kata Eliezer saat membacakan nota pembelaan.
Dalam nota pembelaannya, Eliezer juga meminta dibebaskan dari dakwaan dan dikeluarkan dari rumah tahanan.
Untuk diketahui, Bharada Richard Eliezer dituntut hukuman 12 tahun penjara di kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir N Yosua Hutabarat. Jaksa meyakini Eliezer melakukan tindak pidana secara bersama-sama merampas nyawa Yosua.
Eliezer diyakini jaksa melanggar Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Salah satu hal yang memberatkan Eliezer adalah peran sebagai eksekutor pembunuhan Yosua. [rgo]