WahanaNews.co | Sebagai kelompok generasi dengan proporsi pemilih terbesar dalam Pemilu, suara milenial amat penting dalam menentukan suksesi kepemimpinan nasional.
Saat ini, sebagian milenial telah mulai melirik sejumlah tokoh sebagai Calon Presiden pilihan.
Baca Juga:
Basuki Hadimuljono Terpilih Jadi Ketum PP Kagama, Gantikan Ganjar
Siapa saja pilihan mereka?
Generasi milenial, atau mereka yang berusia di kisaran 24 hingga 39 tahun, adalah kelompok usia yang memiliki peran tak kalah penting dalam kontestasi politik di Indonesia.
Sejak Pemilu 2019, peran serta generasi ini kerap disorot, baik di tengah kontestasi politik nasional maupun di tingkat lokal.
Baca Juga:
Prabowo Subianto: Kerja Sama dalam Pemerintahan Pasca Pilpres 2024
Menurut catatan Komisi Pemilihan Umum, terdapat 86 juta potensi pemilih muda berusia 21-40 tahun pada Pemilu 2019.
Jumlah ini setara dengan 45 persen dari total pemilih yang terdaftar.
Kondisi ini menggambarkan besarnya potensi ceruk suara dari kelompok generasi ini.
Tahun lalu, berdasarkan Sensus Penduduk 2020, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa milenial dan Gen Z menjadi kelompok generasi mayoritas di Indonesia.
Sebanyak 27,94 persen penduduk di Indonesia adalah Gen Z, atau penduduk berusia 8 hingga 23 tahun.
Sementara 25,87 persen penduduk lainnya adalah generasi milenial.
Jika dipilah berdasarkan klasifikasi usia yang berhak mengikuti Pemilu, milenial menjadi generasi yang mendominasi dibandingkan generasi lainnya, seperti Gen X (21,88 persen) atau baby boomers (11,56 persen).
Proporsi ini bisa saja semakin bertambah pada Pemilu 2024 mengingat besarnya jumlah penduduk dari Gen Z yang akan menjadi pemilih mula.
Mulai Aktif
Banyaknya jumlah penduduk dari generasi milenial di Indonesia menyiratkan pentingnya posisi milenial dalam kontestasi politik nasional.
Apalagi, sebagian besar generasi milenial tampak mulai peduli dengan isu politik, salah satunya terkait suksesi kepemimpinan nasional.
Hal ini terekam dalam survei tatap muka yang dilakukan oleh Litbang Kompas.
Dalam tiga survei terakhir, sekitar dua dari tiga responden kelompok generasi milenial telah mulai memiliki sosok Calon Presiden (Capres) pilihan.
Bahkan, jumlah milenial yang telah memiliki pilihan politik pada sosok Capres lebih besar dibandingkan dengan generasi yang lebih senior dalam tiga survei terakhir.
Pada survei Januari 2021, misalnya, sebanyak 32,7 persen responden dari generasi milenial belum menentukan sosok pilihan Calon Presiden.
Proporsi ini lebih kecil dibandingkan dengan Gen X (36,4 persen) dan baby boomers (38,0 persen) yang belum menentukan pilihan.
Dalam survei terbaru Litbang Kompas yang dilakukan pada 26 September - 9 Oktober 2021, generasi milenial yang telah menentukan pilihan sosok Capres pilihan juga lebih besar dibandingkan dengan generasi yang lebih tua.
Kondisi ini menyiratkan bahwa generasi milenial mulai aktif dalam mencari sosok figur pemimpin nasional.
Lalu, siapa Calon Presiden pilihan generasi milenial?
Pilihan Tokoh
Nama Prabowo Subianto masih menjadi tokoh utama yang dipilih oleh milenial.
Sebanyak 17,4 persen milenial memutuskan untuk memilih Prabowo jika saat ini diadakan Pemilu.
Pilihan ini tidak terlepas dari popularitas Prabowo sebagai Calon Presiden 2014 dan 2019 serta jabatan sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.
Posisi politik ini turut mengenalkan Prabowo kepada generasi muda.
Tak hanya milenial, Prabowo juga meraih dukungan dari kalangan Gen Z atau pemilih mula.
Dukungan yang diberikan kepada Prabowo (13,7 persen), lebih tinggi dibandingkan dengan dukungan Gen Z kepada sosok lainnya, seperti Anies Baswedan (11,7 persen), Tri Rismaharini (7,8 persen), dan Ridwan Kamil (5,9 persen).
Namun, dalam waktu enam bulan, basis dukungan Prabowo dari kalangan generasi muda mengalami penurunan.
Hal ini tampak dari semakin rendahnya elektabilitas Prabowo pada generasi milenial dan pemilih mula atau Gen Z.
Pada April 2021, Prabowo masih meraih 21,4 persen dukungan dari milenial sebelum akhirnya saat ini merosot menjadi 17,4 persen.
Sementara pada kelompok pemilih mula, basis pendukung Prabowo juga mengalami penyusutan dari 27,4 persen pada April 2021 menjadi 13,7 persen saat ini.
Penurunan basis dukungan Prabowo dari generasi muda diikuti oleh kenaikan basis dukungan pada sosok Ganjar Pranowo.
Pada dua survei sebelumnya, Ganjar belum menjadi sosok utama yang dipilih oleh milenial.
Dukungan yang diraih masih berkutat pada angka 8 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
Namun, saat ini Ganjar mengalami kenaikan basis dukungan dari kalangan milenial yang cukup signifikan hingga mencapai 15,3 persen.
Ganjar juga berhasil mengungguli Anies dalam merebut suara milenial.
Basis dukungan yang cukup besar juga dimiliki oleh Ganjar pada generasi pemilih mula.
Dalam dua survei terakhir, Ganjar cukup konsisten meraih dukungan dari pemilih mula dengan proporsi 12-16 persen.
Kenaikan dukungan generasi muda kepada Ganjar boleh jadi tidak terlepas dari jangkauan Ganjar melalui media sosial.
Sebagai Gubernur, Ganjar memang kerap memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat maupun memantau program pemerintah di akar rumput.
Pada saat yang sama, survei Litbang Kompas merekam pengguna aktif media sosial cenderung lebih mendukung sosok Ganjar sebagai Capres pilihan.
Penggunaan media sosial menjadi salah satu faktor yang turut mendorong meluasnya basis dukungan generasi muda kepada Ganjar, di samping juga karena masifnya kehadiran Ganjar di ruang publik dan media.
Namun, keaktifan di media sosial bukanlah satu-satunya faktor pendorong.
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang juga aktif di media sosial, justru mengalami penurunan basis dukungan dari kalangan generasi muda.
Pada kelompok usia milenial, pemilih Anies mengalami penurunan dari 15,5 persen pada April lalu menjadi 10,5 persen saat ini.
Pada saat yang sama, dukungan dari kalangan pemilih mula atau Gen X cenderung stagnan.
Hal ini menyiratkan bahwa penggunaan media sosial bukanlah satu-satunya variabel yang menentukan tingkat keterpilihan.
Selain Prabowo, Ganjar, dan Anies, tokoh lainnya belum terlalu dilirik oleh milenial maupun pemilih mula.
Bahkan, tokoh yang identik dengan anak muda seperti Agus Harimurti Yudhoyono dan Sandiaga Uno masih meraih dukungan dari generasi muda di bawah 6 persen.
Potensi
Banyaknya generasi muda yang telah mulai melirik sosok Capres, serta mulai terjadinya perubahan dukungan kepada tokoh politik, menyiratkan bahwa pemilih muda dari kalangan Gen Z maupun milenial kian peduli pada proses politik jelang Pemilu 2024.
Kondisi ini menjadi potensi bagi para tokoh untuk menggaet para pemilih muda.
Kepedulian anak muda ini tentu perlu dirawat sebagai modal untuk memupuk perbaikan kualitas demokrasi di masa yang akan datang.
Paparan informasi tentang pemilu atau program politik dari para tokoh perlu diberikan kepada anak muda secara khusus melalui cara yang berbeda.
Salah satu cara merawat potensi ini adalah dengan memanfaatkan media sosial untuk memberikan daya papar pada generasi muda, baik terkait info Pemilu maupun program politik lainnya.
Pasalnya, survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada Oktober lalu merekam media sosial menjadi hal yang lekat dengan generasi milenial dan Gen Z.
Tentu, dengan cara dan pendekatan yang berbeda sesuai kondisi dan situasi politik terkini mengingat media sosial bukanlah satu-satunya faktor pendorong yang menentukan sikap politik milenial. [qnt]
Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Siapa Calon Presiden Pilihan Milenial?”. Klik untuk baca: Siapa Calon Presiden Pilihan Milenial? - Kompas.id.