WAHANANEWS.CO, Jakarta - Meski aparat kepolisian telah menyampaikan bahwa tidak ditemukan unsur pidana dalam kematian diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (ADP), misteri seputar hari-hari terakhirnya justru memunculkan lebih banyak pertanyaan.
Salah satu momen yang disorot publik adalah rekaman CCTV yang menunjukkan Arya mengantre taksi sambil membawa tas, disertai narasi bahwa ia sempat salah mengirim pesan WhatsApp, tetapi anehnya, narasi itu tak pernah dijelaskan lebih lanjut oleh polisi.
Baca Juga:
Penuh Kejanggalan, Keluarga Diplomat Arya Daru Desak Penyelidikan Lanjutan
Pada Selasa (8/7/2025), jenazah Arya ditemukan di kamar nomor 105 di sebuah indekos kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, dalam kondisi wajah terbalut lakban kuning.
Sebelumnya, pada Senin (7/7/2025), Arya diketahui sempat berkunjung ke Mal Grand Indonesia, terekam kamera pengawas pukul 17.52 WIB bersama seorang perempuan berinisial V dan seorang pria berinisial D.
Selasa (29/7/2025), dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, polisi mengungkap rekaman CCTV saat Arya sedang antre taksi sekitar pukul 21.18 WIB, membawa tas gendong dan belanjaan.
Baca Juga:
Vara Ungkap Curhatan Tragis Arya Daru Pangayunan Sebelum Akhiri Hidup
Narasi yang ditampilkan pada monitor menyebut hal itu sesuai dengan kesaksian bahwa Arya sempat salah mengirim pesan WhatsApp.
Namun, tak satu pun penjelasan diberikan mengenai isi atau konteks pesan tersebut dalam sesi tanya jawab.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, hanya mengungkap bahwa Arya awalnya ingin pergi ke bandara, tetapi kemudian mengubah arah menuju Gedung Kemlu setelah taksi berjalan sekitar 5 menit. Tidak dijelaskan alasan perubahan mendadak tersebut.
Sementara itu, satu petunjuk penting dalam kasus ini, handphone utama milik Arya, Samsung S22 Ultra, masih belum ditemukan. Handphone tersebut terakhir aktif di sekitar Mal Grand Indonesia sebelum dinyatakan tidak aktif dan tak terlacak.
Polisi hanya berhasil menemukan ponsel lama milik Arya, yaitu Samsung Note 9, yang diketahui terakhir aktif pada tahun 2019.
“Handphone Samsung Ultra 22 yang sehari-hari digunakan korban sampai sekarang belum ditemukan,” kata Wira. Ia juga menjelaskan bahwa ponsel tersebut dalam keadaan mati ketika terakhir kali terdeteksi, sehingga menyulitkan proses pelacakan.
Arya ditemukan meninggal dunia dengan wajah terlilit lakban kuning. Namun, hasil autopsi dan sejumlah uji forensik, termasuk toksikologi, histopatologi, dan psikologi forensik, menunjukkan bahwa ia meninggal karena gangguan pertukaran oksigen di saluran pernapasan atas, dan tidak ditemukan tanda-tanda pembunuhan.
“Dari hasil pemeriksaan tersebut disimpulkan indikator kematian dari ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Wira.
Ia menambahkan, “Kami simpulkan belum menemukan adanya peristiwa pidana.”
Namun, kejanggalan tetap terasa, dari pesan WhatsApp yang tak pernah dijelaskan, perubahan arah mendadak, hingga hilangnya ponsel utama sang diplomat.