WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo alias Jokowi menerima laporan mengenai kapal China dan Amerika Serikat yang melintas di perairan Natuna.
Laporan itu disampaikan oleh Laksamana Pertama TNI Dato Rosman selaku Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada 1 pada Selasa (5/10/2021).
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Awalnya, Jokowi menyapa para prajurit TNI secara daring seusai upacara peringatan HUT ke-76 TNI.
Kemudian, Dato melaporkan bahwa situasi perairan Natuna dalam keadaan aman dan kondusif.
"Saat ini saya berada di atas KRI Multatuli 561 sebagai kapal markas Guspurla Koarmada 1 yang saat ini sedang melaksanakan operasi siaga tempur laut dengan kekuatan 6 KRI," kata Dato.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Ia juga menyampaikan bahwa seluruh prajurit dalam keadaan sehat.
"Dengan semangat motivasi dan dedikasi pengabdian yang tinggi untuk menjaga dan menegakkan kedaulatan maritim di seluruh wilayah nasional yurisdiksi Indonesia," ujarnya.
Jokowi lantas menanyakan soal ada-tidaknya kapal asing yang masuk ke wilayah perairan RI.
Saat itulah Dato menyampaikan, ada kapal-kapal China dan Amerika Serikat yang masuk untuk melakukan lintas laut internasional.
Namun demikian, situasi tetap aman dan kondusif.
"Tidak ada kapal asing yang masuk ke perairan kita?" tanya Jokowi.
"Siap, Bapak Presiden, untuk hari ini ada kapal yang masuk, namun dia melaksanakan lintas laut internasional dan dalam keadaan aman, yaitu kapal-kapal dari China dan kapal-kapal dari Amerika dan semua dalam keadaan aman dan kondusif," jawab Dato.
Mendengar hal itu, Jokowi menyampaikan terima kasih.
Setelah itu, Ia beralih menyapa prajurit TNI lainnya, salah satunya yang bertugas di Entikong, perbatasan Indonesia-Malaysia.
Letkol (Inf) Hendro Wicaksono selaku Dansatgas Pamtas Yonif Mekanis 643 melaporkan bahwa 450 personelnya yang bertugas dalam keadaan sehat.
Mereka bertugas di 29 pos yang bertanggung jawab menjaga keamanan Kabupaten Sambas, Bengkayang dan Sanggau.
"Tugas pokok kami adalah mengamankan perbatasan dalam pelaksanaannya kami telah bersinergi dengan instansi terkait lainnya, dengan hasil operasi yang kami peroleh di jalur tidak resmi Kotis Entikong," kata Hendro.
"Selama kurang lebih lima bulan bertugas sejumlah 460 kasus terdiri dari 395 illegal entry, 7 illegal trading, 2 illegal logging, 53 senpi ilegal, 2 satwa ilegal, dan 1 narkoba," tuturnya.
Setelahnya, Jokowi juga menyapa para prajurit TNI yang bertugas di Lebanon dan Pulau Rote.
Jokowi pun berterima kasih atas kerja keras TNI dalam menjaga keamanan RI. [qnt]