Eks pangkostrad ini pun menilai wajar apabila anak-anak buahnya itu tersulut emosi karena merasa terus-terusan diganggu.
Menurut Maruli, emosi itu pula yang membuat para anggota TNI itu akhirnya main hakim sendiri, bukannya membawa para relawan yang mengganggu ketertiban itu untuk diproses huku,
Baca Juga:
Korupsi Proyek Perkeretaapian, Anggota Pokja di Purwokerto Terima Sejumlah Uang
"Kalau jalanan itu kan nantang namanya. Coba dia berani enggak ke kampung saya lewat begitu? 10 motor datang ke kampung saya lewat begitu, grang gung grang gung, ya mungkin dibakar motornya, itu kan sudah terjadi di mana-mana," kata dia.
Namun, Maruli menegaskan bahwa ia tidak membenarkan aksi penganiayaan tersebut. Buktinya, para pelaku sudah dimasukkan ke tahanan satu hari sejak peristiwa terjadi.
"Namanya pemukulan itu jelas, saya bilang itu jelas yang namanya pemukulan salah, apa pun, kadang-kadang defensif pun jadi salah, itu pemukulan, jelas hukumnnya ada. Jelas reaksi kami malam itu juga kita tangkap, masuk sel," ujar Maruli.
Baca Juga:
Survei Indikator Politik Unggulkan Elektabilitas Luthfi-Yasin di Pilgub Jawa Tengah
Melansir Kompas.com, sebanyak tujuh relawan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dianiaya prajurit TNI di Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu (30/12/2023).
Para simpatisan yang awalnya memeriahkan acara kampanye Ganjar di Boyolali sejak pagi Sabtu, mengikuti konvoi motor bersama rombongan Ganjar dengan knalpot berbunyi khas.
Sayangnya, para relawan yang terlibat dalam insiden penganiayaan ini mengalami luka-luka. Lima orang di antaranya harus menjalani perawatan rawat jalan, sementara dua lainnya memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.