WahanaNews.co, Jakarta - Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Darat, mengklaim bahwa tindakan penganiayaan terhadap relawan Ganjar Pranowo oleh anggota TNI di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, Boyolali, merupakan hasil dari aksi dan reaksi.
Maruli membantah bahwa penganiayaan tersebut merupakan hasil dari perencanaan, melainkan bersifat spontan karena seringnya para korban diingatkan oleh prajurit TNI terkait penggunaan knalpot bising.
Baca Juga:
Korupsi Proyek Perkeretaapian, Anggota Pokja di Purwokerto Terima Sejumlah Uang
Maruli menyatakan bahwa terdapat dinamika aksi dan reaksi dalam kejadian tersebut, dengan indikasi bahwa mungkin ada upaya pencegatan yang direncanakan.
Namun, menurutnya, para prajurit TNI langsung bereaksi karena telah memberikan peringatan sebanyak delapan kali kepada rombongan relawan untuk tidak menggunakan sepeda motor dengan knalpot bising.
Maruli menegaskan bahwa reaksi tersebut dianggap sebagai respons yang wajar atas pelanggaran yang terjadi sebelumnya. Pernyataannya tersebut disampaikan dalam program Rosi Kompas TV pada Kamis (4/1/2024) lalu.
Baca Juga:
Survei Indikator Politik Unggulkan Elektabilitas Luthfi-Yasin di Pilgub Jawa Tengah
Ia juga menyebutkan bahwa para relawan tidak mengantongi surat izin mengemudi dan menenggak minuman keras.
Menurut Maruli, para anggotanya terpancing emosi karena rombongan relawan itu kembali melintas dengan suara bising, tapi pengeroyokan itu tidak direncanakan sebelumnya.
"Orang lagi ngumpul-ngumpul main voli kok, dongkol saja dia, kalau misalnya kita punya rencana dari awal masa mukulin di jalan?" ujar Maruli.
Eks pangkostrad ini pun menilai wajar apabila anak-anak buahnya itu tersulut emosi karena merasa terus-terusan diganggu.
Menurut Maruli, emosi itu pula yang membuat para anggota TNI itu akhirnya main hakim sendiri, bukannya membawa para relawan yang mengganggu ketertiban itu untuk diproses huku,
"Kalau jalanan itu kan nantang namanya. Coba dia berani enggak ke kampung saya lewat begitu? 10 motor datang ke kampung saya lewat begitu, grang gung grang gung, ya mungkin dibakar motornya, itu kan sudah terjadi di mana-mana," kata dia.
Namun, Maruli menegaskan bahwa ia tidak membenarkan aksi penganiayaan tersebut. Buktinya, para pelaku sudah dimasukkan ke tahanan satu hari sejak peristiwa terjadi.
"Namanya pemukulan itu jelas, saya bilang itu jelas yang namanya pemukulan salah, apa pun, kadang-kadang defensif pun jadi salah, itu pemukulan, jelas hukumnnya ada. Jelas reaksi kami malam itu juga kita tangkap, masuk sel," ujar Maruli.
Melansir Kompas.com, sebanyak tujuh relawan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dianiaya prajurit TNI di Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu (30/12/2023).
Para simpatisan yang awalnya memeriahkan acara kampanye Ganjar di Boyolali sejak pagi Sabtu, mengikuti konvoi motor bersama rombongan Ganjar dengan knalpot berbunyi khas.
Sayangnya, para relawan yang terlibat dalam insiden penganiayaan ini mengalami luka-luka. Lima orang di antaranya harus menjalani perawatan rawat jalan, sementara dua lainnya memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]