Hal lainnya, elektabilitas Prabowo belakangan mengalami peningkatan. Sebaliknya, angka elektoral Ganjar justru anjlok.
Hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode April 2023 misalnya, mencatat bahwa elektabilitas Ganjar merosot signifikan sekitar 8,1 persen menjadi 26,9 persen.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
Sementara, elektabilitas Prabowo naik menjadi 30,3 persen. Ini menempatkan Prabowo di urutan pertama survei elektabilitas capres, menggeser posisi Ganjar.
Bawono yakin, Gerindra akan tetap mengusung Prabowo sebagai capres pada pemilu mendatang. Sebab, pencapresan Prabowo punya nilai besar untuk menghadirkan efek ekor jas atau coat-tail effect bagi partai berlambang garuda itu.
“Dua hal itu akan menjadi ganjalan serius bagi pihak Ganjar Pranowo untuk mengajak Prabowo Subianto sebagai bakal calon wakil presiden,” tuturnya.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
Sebagaimana diketahui, Ganjar Pranowo resmi diumumkan PDI Perjuangan sebagai capres Pemilu 2024. Pengumuman itu disampaikan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
“Pada jam 13.45, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, menetapkan saudara Ganjar Pranowo, sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai, untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,” kata Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023) lalu.
Setelah Ganjar diumumkan sebagai capres, muncul wacana menduetkan Gubernur Jawa Tengah tersebut dengan Prabowo Subinto. Namun, terkait ini, Prabowo menunjukkan sinyal penolakan.