WahanaNews.co, Jakarta - Profesor Slamet Rosyadi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengamati bahwa dalam Debat Kelima Calon Presiden Pemilu 2025 di JCC Senayan, Jakarta, pada Minggu (4/2/2024), ketiga calon presiden (capres) terlihat berusaha untuk menahan diri.
Menurutnya, debat terakhir tersebut tidak menciptakan antusiasme sebesar debat-debat sebelumnya. Semua capres terlihat berusaha untuk tidak membuat kesalahan besar agar tidak menimbulkan blunder.
Baca Juga:
Buntut Tuduh Gibran Pakai 3 Mic, Roy Suryo Tersangkut Hukum Segera Dipanggil Bareskrim
Slamet Rosyadi menyatakan bahwa pentingnya debat terakhir Pemilu 2024 ini terletak pada pengaruhnya terhadap sikap pemilih, terutama bagi mereka yang belum memutuskan pilihannya atau swing voters.
Oleh karena itu, lanjutnya, para capres dalam debat terakhir tersebut terlihat betul-betul menjaga sikap dan tutur kata saat menyampaikan program-programnya agar bisa dikenali.
"Tentu ada yang dengan berbagai strategi, ada yang memberikan solusi, penjelasan lengkap; tetapi intinya memang para kontestan ini mencoba untuk mengomunikasikan program-program kerja unggulannya kepada para pemilih," kata guru besar bidang administrasi pembangunan tersebut, melansir Antara, Selasa (6/2/2024).
Baca Juga:
Apa yang Salah Dengan Joget Gemoy?
Dia menambahkan jika pemilih tradisional telah menentukan capres pilihannya, sehingga debat tersebut tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap pemilih tersebut.
Dengan demikian, kata Slamet, debat terakhir capres tersebut lebih banyak difokuskan kepada para pemilih yang belum memutuskan; sehingga mereka akan mendapatkan informasi yang cukup terkait kandidat yang dianggap paling mumpuni.
Kendati demikian, pakar kebijakan publik itu mengaku dalam debat terakhir tersebut ada beberapa hal yang kurang dikuasai oleh para capres.
"Kalau saya lihat, yang cukup bagus itu kan kandidat (nomor urut) 1 dan 3. Kebetulan narasi yang dibangun lengkap, terutama dalam isu-isu pendidikan. Mereka secara lengkap menjelaskan bagaimana pemahaman para kandidat terhadap isu pendidikan," kata wakil dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed itu.
Namun, dalam hal teknologi informasi, lanjutnya, ketiga capres itu tampak kurang menguasai dan agak gagap soal isu teknologi informasi dapat diadopsi untuk keperluan yang bisa dimengerti oleh rakyat.
Slamet menyatakan bahwa debat tidak hanya merupakan tontonan bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, melainkan juga bagaimana materi debat dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat umum.
Menurutnya, dalam diskusi mengenai teknologi informasi, khususnya terkait industri gadget di Indonesia, terlihat adanya keterbatasan, terutama ketika menjawab pertanyaan mengenai persaingan produk impor.
Slamet menegaskan bahwa secara keseluruhan, ketiga calon presiden berhasil menjaga diri agar tidak membuat kesalahan atau blunder selama debat terakhir.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan calon peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
Masa kampanye Pemilu 2024 berlangsung dari 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, diikuti oleh masa tenang pada 11-13 Februari 2024. Pemungutan suara berlangsung serentak pada 14 Februari 2024.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]