WahanaNews.co, Jakarta - Baru-baru ini, mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), turun ke arena politik untuk mendukung pasangan Ganjar-Mahfud.
Sebagai anggota PDIP, Ahok merasa berkewajiban untuk membantu rekan politiknya yang ikut dalam Pemilihan Presiden 2024.
Baca Juga:
Veronica Tan di Kabinet Merah Putih, Prabowo Titipkan Misi Besar untuk Anak dan Perempuan
Terlebih lagi, Ganjar bersaing dengan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, yang selama ini berada di pihak yang berseberangan dengan Ahok.
Namun, upaya politik Ahok malah mendapatkan reaksi negatif bagi pasangan Ganjar-Mahfud.
Menurut Direktur Strategis Pusat Penerangan Politik (Puspenpol) Adrian Zakhary, seperti yang dilansir oleh Kompas pada Kamis (8/2/2024), saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menghadapi serangan yang sangat keras dari pihak yang sebelumnya pernah mendapat dukungan dari Jokowi selama masa pemerintahannya.
Baca Juga:
Jika Diusung PDIP di Pilgub Jakarta 2024, Ahok Siap Menangkan Anies Baswedan
Serangan ini tidak hanya ditujukan kepada Jokowi, tetapi juga kepada mereka yang terafiliasi dan mendukung pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 2, yaitu Prabowo-Gibran.
“Presiden Jokowi saat ini banyak diserang orang-orang yang dulu beliau bantu dan dukung," ujarnya, mengutip Warta Kota, Sabtu (10/2/2024).
"Demi memenangkan kontestasi, semua cara dilakukan termasuk menyerang secara membabi buta sosok dan marwah pak Jokowi, serta semua orang dan kelompok yang terafiliasi atau mendukung pasangan 02,” imbuh Adrian Zakhary.
Ia juga menuturkan bahwa dari hasil pantauan Puspenpol di TikTok, video viral Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama dengan lansia berumur 82 tahun menerima respons negatif dari netizen.
Para netizen menyayangkan pernyataan Ahok yang bicara dengan nada tinggi dan arogan kepada lansia tersebut.
Apalagi, Ahok yang kini menjadi salah satu amunisi Ganjar-Mahfud dinilai melakukan offside dan berpotensi menggerus elektabilitas suara pasangan tersebut di kalangan voters yang menjadi swing voters dan kelompok minoritas.
“Dari hasil pantauan Puspenpol di TikTok, Video Viral FYP Pak Ahok dengan seorang lansia berusia 82 tahun mendapat respons negatif dari Netizen TikTok," ucapnya.
"Netizen menyayangkan sikap Pak Ahok yang berbicara dengan nada tinggi dan arogan dengan ibu itu," imbuhnya.
"Hal ini juga berpotensi menggerus suara Ganjar-Mahfud khususnya dari segmen kelompok minoritas,” tuturnya.
Adrian juga menambahkan bahwa sikap Ahok yang menjelekkan Jokowi dan Prabowo juga disayangkan oleh netizen, mengingat Ahok dulu pernah maju sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta bersama Jokowi juga mendapat dukungan dari Prabowo Subianto.
“Banyak Netizen juga menyayangkan sikap Ahok yang menjelekkan Presiden Jokowi dan Pak Prabowo, padahal Ahok dulu maju di DKI Jakarta bersama Pak Jokowi didukung oleh Pak Prabowo juga kan, dan bisa jadi Gubernur juga menggantikan Pak Jokowi,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Direktur Strategis Puspenpol itu juga menyayangkan sikap Ahok yang pernah menerima jabatan sebagai Komisaris PT Pertamina setelah keluar penjara, namun kini justru menyerang pemerintah dan Jokowi.
“Beliau bebas penjara waktu itu juga masih diberi kesempatan untuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina berkat kepercayaan Pak Jokowi mengingat kinerja Ahok sebelumnya," ucapnya.
"Namun kini disayangkan, karena Pilpres pak Ahok menjadi penyerang pemerintah dan sahabatnya sendiri, orang yang banyak mendukung dan membantunya, orang itu adalah Pak Jokowi,” tandasnya.
Sebelumnya, jagat media sosial diramaikan dengan pernyataan menohok Ahok kepada nenek 82 tahun yang mendukung Paslon 02 Prabowo-Gibran bahwa kalau tidak sesuai harapan nantinya bisa menyesal sampai mati.
Pada video yang beredar di Tiktok itu memperlihatkan ketika Ahok melakukan tanya jawab dengan seorang ibu atau oma yang berusia 82 tahun.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, khususnya di akun TikTok @halim_tambari, terdapat seorang wanita lanjut usia yang menyampaikan pandangannya mengenai pilihan calon presiden dan wakil presiden.
Berbeda dengan Ahok, wanita ini mendukung pasangan nomor urut 02, Prabowo-Gibran.
Ia membagikan perspektifnya mengenai peristiwa Trisakti tahun 1998 dan menyoroti keterlibatan Prabowo Subianto dalam peristiwa tersebut.
Lebih lanjut, wanita tersebut mengaitkan diskusi mengenai kerusuhan Tanjung Priok, di mana Mayjen TNI Pur. Pranowo terlibat karena mengikuti instruksi dari atasannya.
"Waktu dia dibuka perkara dia minta doa, dia lolos. Memang mereka semua dari atasan, anak buah dikerahkan semua. Dia takut karena instruksi atasannya. Bebas," ujar oma tersebut dalam video yang diunggah, Senin (5/2/2024).
Wanita tersebut dalam konteks ini menyatakan bahwa ada sesuatu yang tidak fair terhadap perlakuan yang berbeda antara Pranowo dan Prabowo.
Dia bertanya, "Tetapi Prabowo, kenapa dibawa-bawa sampai sekarang?" Ia merasa bahwa Prabowo sering kali menjadi sasaran tuduhan dan fitnah yang tidak berdasar.
Dengan mengakhiri pembicaraannya, ia menyampaikan pandangan mengenai pentingnya pengampunan dalam keyakinan Kristennya.
"Sebagai orang Kristen, kita musti mengampuni, orang bisa berubah kan. Ya kita juga jangan sampai menyimpan dosa orang sampai malam, begitu firman Tuhan." ungkap oma tersebut dalam pandangannya melihat sosok Calon Presiden No Urut 2, Prabowo Subianto yang sering kali diterpa oleh tuduhan-tuduhan tersebut.
Ahok pun langsung menjawab pernyataan sekaligus pertanyaan dari oma tersebut.
Dia memulainya dengan pernyataan contoh bahwa adik perempuannya pun tidak mau memilih Ganjar dan lebih memilih Prabowo karena pada 2009 lalu, Megawati pun sempat memilih Prabowo menjadi cawapresnya.
Lanjut Ahok, dia menjabarkan bahwa sejak awal memang Megawati sudah mengampuni, namun terkait dengan pemilihan presiden, Ahok memiliki alasan lain mengapa dirinya tidak memilih Prabowo.
“Kita tidak mau pilih orang yang sudah tidak sehat, kita tidak mau pilih orang yang emosional, kita tidak mau pilih orang yang tidak terbukti bisa kerja,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sembari menunjukkan kekhawatirannya apabila nantinya Gibran yang naik menjadi presiden.
Menyela percakapan Ahok, oma menjawab bahwa justru apabila Gibran Rakabuming Raka yang nantinya menjadi suksesor Prabowo, maka hal itu bagus.
Hal ini dibantah oleh Ahok sambil melayangkan argumen bahwa jawaban ibu tersebut bisa diperdebatkan oleh dirinya.
Namun, karena ibu tersebut berusia 82 tahun maka dirinya tidak mau mendebat.
Ahok melanjutkan pernyataannya dengan mengkritik performa Wali Kota Surakarta, sekaligus menyentuh isu mantan rekannya dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, yang kini menjabat sebagai Presiden RI periode 2019-2024.
“Dimana ada bukti kinerja Gibran selama menjadi wali kota, lalu ibu mengira bahwa Pak Jokowi juga memiliki kinerja yang baik? Itulah sebabnya saya bisa berdebat, saya memiliki pemahaman lebih dalam.
Meskipun saya merasa kurang nyaman membicarakannya di depan publik,” ujar Ahok.
Pada akhir video, Ahok memberitahu oma tersebut bahwa jika oma memilih pasangan calon nomor 02, dan Prabowo-Gibran terpilih namun tidak memenuhi harapan oma, maka oma akan menyesal seumur hidup.
Ahok memberikan peringatan bahwa oma akan membawa penyesalan sampai akhir hayatnya.
“Ibu akan membawa penyesalan sampai akhir hayat. Silakan membawa penyesalan itu. Saya tidak ingin membawa penyesalan sampai akhir hayat,” ungkap Ahok.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]