WahanaNews.co | Peneliti di Centre on Asia and Globalisation Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore, Evan A Laksmana, mengatakan, anggapan yang menyatakan perilaku China di perairan Natuna Utara, Laut China Selatan, ditujukan untuk mengokupasi atau menginvasi Indonesia adalah keliru.
Menurutnya, kepentingan utama China di sana masih mengenai legitimasi dari Partai Komunis China.
Baca Juga:
Inovasi Crowdsourcing Maritim di Tengah Konflik Natuna
Menurut Evan, ekspansi teritorial hanya akan dipertimbangkan China dalam konteks kepentingan inti, misalnya terkait Taiwan atau Hong Kong.
Ia mengatakan, kepentingan tersebut juga tidak bisa disamakan dengan kepentingan China di Laut Natuna Utara ataupun Indonesia.
Selain itu, menurutnya, di ranah maritim tidak hanya pemerintah China saja yang berperan, melainkan juga ada aktor-aktor lokal.
Baca Juga:
Peran Penting Indonesia dalam Menangani Konflik Laut China Selatan (LCS)
Hal tersebut diungkapkannya dalam Online Master Class Jakarta Defence Studies bertajuk "Meneropong Manuver Cina di Laut Natuna Utara" secara daring, Rabu (9/3/2022).
"Di Indonesia sering muncul persepsi atau anggapan bahwa perilaku Tiongkok di Laut Natuna atau di LCS itu bagian dari Tiongkok untuk mau mengokupasi, menginvasi, atau menyerang Indonesia. Ini buat saya sering salah persepsi," kata Evan.
Kepentingan kedua China selain legitimasi rezim, kata Evan, adalah China selalu merasa ada dominasi militer Amerika di lingkungan strategis mereka.