WAHANANEWS.CO, Jakarta - Teka-teki kematian seorang diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI berinisial ADP masih menyisakan banyak pertanyaan.
Hampir tiga pekan sejak jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kamar indekos kawasan Menteng, Jakarta Pusat, keberadaan ponsel miliknya masih misterius.
Baca Juga:
Polisi Klarifikasi Klaim NSA soal Arya Daru: Penyelidikan Masih Ilmiah dan Berlangsung
Pada Kamis (24/7/2025), Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyampaikan bahwa hingga kini polisi belum menemukan ponsel milik ADP. “Belum (ditemukan ponsel ADP),” ujarnya kepada awak media.
Kendati demikian, Ade Ary menegaskan bahwa penyelidikan kasus ini masih berjalan tanpa hambatan.
“Tadi kami sampaikan, kami tidak menemui hambatan dalam proses ini,” tegasnya, menepis anggapan bahwa hilangnya ponsel menjadi kendala utama dalam pengungkapan kasus ini.
Baca Juga:
Sidik Jari di Lakban, Ponsel Hilang, Kematian Diplomat Kemlu Masih Misteri
Sementara itu, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Mohammad Choirul Anam, membenarkan bahwa perangkat komunikasi utama milik korban memang belum ditemukan. Ia mengungkapkan hal ini usai kunjungan tim Kompolnas ke Polda Metro Jaya pada Selasa (22/7/2025) lalu.
“Kemarin kami juga mendapat penjelasan sebenarnya soal HP. HP ini memang belum diketemukan. Oleh karenanya memang masih ada PR soal jejak digital itu,” kata Anam pada Jumat (25/7/2025) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut Anam, jejak digital yang tersimpan dalam perangkat pribadi seperti ponsel sangat penting untuk mengungkap rangkaian kejadian sebelum kematian ADP.
Namun ia menilai jejak digital bukan satu-satunya kunci untuk mengetahui penyebab kematian sang diplomat.
“Tapi apakah ini menentukan soal penyebab kematian? Saya kira penyebab kematiannya tidak di situ,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Kalau pertanyaan besar dalam konteks pidana, bagaimana penyebab kematian yang paling penting hasil otopsi, ya otopsi yang mendalam itu.”
Meski ponsel korban belum ditemukan, Anam memastikan penyidik telah menyita sejumlah barang bukti digital lainnya, termasuk laptop.
“Dengan rekam jejak digital yang lain, termasuk dari laptop itu dan beberapa benda digital yang lainnya, saya kira sudah cukup terang (konstruksi peristiwanya). Tinggal penyebab kematiannya saja dengan otopsi,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada Selasa (8/7/2025), ADP ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya.
Jenazahnya tergeletak di atas kasur, kepala dililit lakban kuning, dan tubuh diselimuti kain biru. Penemuan ini sontak mengguncang publik dan dunia diplomasi tanah air.
Dalam olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian korban.
Selain itu, ditemukan juga obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun keterkaitannya dengan penyebab kematian belum dapat dipastikan.
Yang menarik, penyidik menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang membelit kepalanya. Namun hingga kini, belum dapat disimpulkan apakah lakban itu dipasang sendiri oleh korban atau oleh pihak lain.
Kematian diplomat muda ini masih menjadi misteri yang menyisakan banyak ruang spekulasi. Publik pun menanti hasil autopsi dan penelusuran digital yang bisa memberi titik terang atas kematian yang penuh tanda tanya ini.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]