WAHANANEWS.CO, Jakarta - Misteri kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan belum juga menemukan titik terang.
Sementara spekulasi liar beredar di media sosial, termasuk klaim dari lembaga asing seperti National Security Agency (NSA) yang menyebut Arya Daru dibunuh, pihak kepolisian justru menegaskan bahwa informasi tersebut tidak resmi dan belum bisa dipertanggungjawabkan.
Baca Juga:
Sidik Jari di Lakban, Ponsel Hilang, Kematian Diplomat Kemlu Masih Misteri
“Yang menyampaikan itu siapa? Silakan ditanyakan kepada pihak yang menyampaikan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kamis (24/7/2025).
Ia menegaskan, seluruh fakta yang ditemukan masih dalam tahap pengumpulan dan belum dapat disimpulkan secara final.
Menurut Ade Ary, hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dengan melibatkan berbagai ahli dari beragam bidang ilmu.
Baca Juga:
Polisi Belum Temukan Ponsel ADP, Kompolnas: Jejak Digital Masih Jadi PR
Beberapa hasil pemeriksaan sudah diterima, namun sebagian lainnya masih ditunggu untuk melengkapi rangkaian analisis.
“Setelah semuanya lengkap, akan kami sampaikan secara utuh. Setiap ahli akan diminta menjelaskan hasil pemeriksaannya sesuai kompetensinya,” ujarnya.
Ia pun menambahkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam mengungkap kasus ini adalah metode ilmiah, atau scientific crime investigation. “Kami tetap berpegang pada prinsip pengungkapan berbasis ilmiah, dengan melibatkan berbagai ahli, pengumpulan fakta yang komprehensif, serta metode pembuktian yang ketat dan hati-hati. Semua ini dilakukan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Mengenai rumor yang menyebut Arya Daru dibunuh dan bukan bunuh diri, Ade Ary tak secara langsung menyebut hal itu sebagai hoaks.
Namun ia menegaskan bahwa semua informasi yang beredar akan tetap dianalisis sebagai bagian dari proses penyelidikan. “Saya tidak bisa menyebut hoaks atau tidak bisa mengomentari.
Yang jelas, itu akan menjadi bagian yang didalami oleh penyelidik,” ucapnya. Ia juga mengimbau agar masyarakat bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial.
Sementara itu, fakta baru pun terungkap dari penyelidikan kepolisian. Dari rekaman CCTV, Arya Daru sempat terlihat berada di rooftop Gedung Kementerian Luar Negeri berlantai 16, sekitar 10 jam sebelum jasadnya ditemukan.
Dalam rekaman tersebut, ia tampak berdiri di pinggir pembatas dinding, menoleh ke arah bawah, dan hanya beberapa menit di lokasi sebelum turun kembali.
Setelah itu, Arya diketahui kembali ke kamar kostnya di Menteng dengan taksi. Ia terekam membawa kantong belanja berisi dasi dan celana dalam yang sebelumnya dibelinya di mal.
Namun saat keluar dari gedung Kemlu, ia tak lagi membawa tas ransel maupun kantong belanja tersebut.
Di lingkungan kost, rekaman CCTV menunjukkan Arya masuk ke kamar dan kembali keluar pukul 23.25 WIB dengan membawa kantong plastik hitam. Ia terlihat membuangnya di ujung lorong lalu kembali ke kamar.
Sejak saat itu, tak ada lagi aktivitasnya yang terekam.
Kabid Humas Polda Metro Jaya mengungkapkan, saat ini sedikitnya 20 titik rekaman CCTV dari berbagai lokasi telah diamankan dan sedang dianalisis tim digital forensik Polri, termasuk CCTV di sekitar kost, gedung Kemlu, dan tempat-tempat yang dikunjungi Arya dalam tujuh hari terakhir.
Tak hanya itu, penyelidikan juga melibatkan ahli psikologi forensik untuk menggali latar belakang pribadi Arya.
“Kami juga lakukan pendalaman latar belakang korban dengan melibatkan Tim Ahli Psikologi Forensik dari Apsifor,” jelas Ade Ary.
Seluruh proses ini, menurutnya, ditujukan agar hasil akhir penyelidikan benar-benar akurat, objektif, dan bisa dipertanggungjawabkan di hadapan publik.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]