Setibanya di batalyon, barulah diketahui bahwa Lucky dirawat dengan kondisi mengenaskan.
Tubuhnya penuh luka memar, terdapat bekas sayatan di punggung, luka di rusuk kiri, bahkan luka bakar dari sulutan api, termasuk memar di leher.
Baca Juga:
Reformasi Polri harus Tunduk pada Mandat Konstitusi, Bukan Jadi Komoditas Politik Kekuasaan
Ayah korban, Serma Kristian Namo yang bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao, menyusul ke Nagekeo pada Rabu pagi, namun hanya sempat beberapa menit bertemu sebelum putranya meninggal.
"Dia korban penganiayaan, itu jelas. Saya tuntut keadilan," tegas Serma Kristian di Bandara El Tari Kupang saat tiba bersama jenazah anaknya.
Ia menuntut agar pelaku dijatuhi hukuman mati dan dipecat dari dinas TNI AD.
Baca Juga:
Usai Demo Besar, TNI AD Masih Kawal DPR dan Patroli Objek Vital
"Hukuman cuma dua buat para pelaku penganiayaan anak saya, hukuman mati dan pecat, tidak ada di bawah itu," ujarnya lantang.
Ratusan pelayat memadati rumah duka di asrama tentara Kuanino, Kupang, saat jenazah tiba.
Sebelumnya, jenazah sempat dibawa ke RS Wirasakti untuk diotopsi, namun karena tidak ada ahli forensik, jenazah langsung dipulangkan.