WahanaNews.co | Dalam waktu terbilang relatif singkat, dukungan publik terhadap Ganjar Pranowo sebagai Presiden meningkat signifikan.
Dari mana surplus dukungan itu berasal?
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain yang direferensikan publik sebagai sosok Presiden pilihannya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, paling tinggi kenaikannya.
Hasil survei Litbang Kompas terbaru, Oktober 2021, mengungkapkan 13,9 persen responden memilih Ganjar jika Pemilu dilakukan saat ini.
Capaian itu mengantarkan Ganjar di posisi puncak, berbagi posisi sama besar dengan pesaing terdekat, Prabowo Subianto, dan meninggalkan Anies Baswedan (9,6 persen).
Baca Juga:
TNI-Polri Puncaki Citra Positif Lembaga Negara versi Survei Kompas
Jika dibandingkan dengan hasil survei April 2021, capaian Ganjar kali ini terbilang cukup spektakuler.
Saat itu, sosoknya dipilih oleh kisaran 7-10 persen responden.
Dengan peningkatan saat ini, artinya dalam enam bulan terakhir, Ganjar mampu menciptakan surplus dukungan hampir separuh dari kondisi semula.
Suatu prestasi yang sejauh ini belum dapat dicapai oleh para pesaing lainnya.
Menarik dicermati, apa penyebab terjadinya lonjakan dukungan tersebut?
Dari kalangan mana saja dukungan berhasil ia rengkuh?
Dengan mencermati latar belakang demografi, sosial, dan politik pemilihnya, serta membandingkannya dengan hasil survei enam bulan lalu, tergambarkan perubahan sekaligus sumber-sumber peningkatan dukungan.
Terdapat beberapa data penjelas melesatnya dukungan.
Pertama, dukungan ia peroleh dari semakin banyaknya kelompok masyarakat berusia lebih muda yang menjatuhkan pilihan politik pada sosoknya.
Hasil survei saat ini menunjukkan, dari total pendukung Ganjar, lebih dari separuh merupakan responden berusia di bawah 40 tahun.
Jika dielaborasi berdasarkan kelompok generasi, sekitar 40 persen merupakan kelompok milenial (22-40 tahun).
Sisanya (17,4 persen) merupakan generasi Z, kelompok responden yang juga tergolong sebagai pemilih pemula pada Pemilu 2024 mendatang.
Apabila dibandingkan dengan survei sebelumnya, perubahan terjadi sejalan dengan semakin berkurangnya kalangan usia tua (di atas 53 tahun), sementara sebaliknya terjadi peningkatan di kalangan berusia 41-52 tahun atau mereka yang tergolong generasi X.
Kedua, peningkatan dukungan kepada Ganjar diperoleh dari kelompok masyarakat berstrata sosial atas.
Mengkaji karakteristik total pendukung Ganjar, sebenarnya lebih banyak diduduki oleh kelompok masyarakat berpendidikan menengah ke bawah.
Mereka yang tergolong pendidikan tinggi hanya berada di puncak piramida.
Namun, jika mencermati dinamika karakteristik pendidikan dari total pendukungnya sepanjang enam bulan terakhir, tampak jelas peningkatan dari proporsi responden yang berpendidikan tinggi atau kalangan yang menamatkan bangku perguruan tinggi.
Peningkatan dukungan dari kalangan berstrata sosial atas ini tampak masih sejalan dengan surplus dukungan dari kalangan milenial berusia 31-40 tahun yang rata-rata juga berpendidikan tinggi.
Ketiga, penambahan dukungan tidak terlepas dari perubahan faktor demografis pemilih.
Berdasarkan hasil survei terbaru, dukungan terhadap Ganjar menjadi semakin terkonsentrasi pada kalangan yang berdomisili di Pulau Jawa.
Jika sebelumnya sebesar 80,5 persen pemilih Ganjar terkonsentrasi di setiap provinsi di Pulau Jawa, kini menjadi 83,7 persen.
Apabila dirunut lebih jauh, tambahan dukungan terbesar terkonsentrasi di Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Dukungan yang relatif besar juga terjadi di Jawa Timur dan mulai meningkat di DKI Jakarta.
Wilayah Jawa lainnya, seperti Banten dan Jawa Barat, tidak tampak signifikan kenaikannya.
Dengan kondisi yang tergambar, terlihat Ganjar semakin memperkuat konsentrasi dukungannya di wilayah-wilayah yang memang menjadi basis kekuasaan kepemimpinannya.
Selain ketiga faktor penyebab surplus dukungan tersebut, paling menarik jika mencermati pula peningkatan dukungan terkait dengan sisi latar belakang politik responden.
Dalam survei ini, tampak jelas arus peningkatan dukungan kepada Ganjar tidak lepas dari dinamika politik yang selama ini berlangsung.
Mencermati hasil survei sebelumnya, cukup jelas tergambarkan bahwa para pendukung Ganjar dalam beberapa karakteristik politik cukup identik dengan para pendukung Presiden Joko Widodo.
Mayoritas pendukung Ganjar mengaku pada Pemilu sebelumnya menjadi pemilih Jokowi.
Berdasarkan hasil survei saat itu, sedikitnya tiga perempat pendukung Ganjar menjadi pemilih Jokowi pada Pemilu lalu.
Selain menjadi pemilih Jokowi, para pendukung Ganjar juga mengapresiasi kinerja kepemimpinan Jokowi.
Hasil survei sebelumnya menunjukkan sekitar 83 persen pendukung Ganjar menyatakan rasa puas terhadap kinerja kepemimpinan Jokowi.
Besaran proporsi tersebut menjadi paling besar di antara para pendukung Calon Presiden lainnya.
Namun, pada survei kali ini ada perubahan.
Dukungan kali ini tidak hanya semata dari para pendukung politik Jokowi.
Peningkatan dukungan terjadi lantaran pemilih Ganjar mulai tersebar.
Hasil survei terbaru menunjukkan sudah terdapat sekitar sepertiga bagian dari total pemilih Ganjar yang bukan berasal dari pemilih Jokowi.
Padahal, pada survei sebelumnya masih sebesar 22,7 persen.
Di sisi lain, kondisi perpolitikan yang terjadi dalam kehidupan partai politik pun turut berperan dalam peningkatan dukungan.
Sebagai kader PDI-P, menjadi wajar jika dukungan terbesar kepada Ganjar diperoleh dari para simpatisan PDI-P.
Besarannya, jika merujuk pada hasil survei sebelumnya, tidak kurang 32,4 persen dari total pendukung Ganjar.
Hanya saja, dinamika politik internal partai terkait popularitas Calon Presiden belakangan ini menempatkan Ganjar pada situasi yang dilematis.
Provokasi pengganjalan popularitas Ganjar terjadi.
Akan tetapi, menariknya, saat ini justru surplus dukungan dari para simpatisan PDI-P terjadi.
Survei kali ini menunjukkan terdapat sekitar 36,4 persen dari total pemilih Ganjar merupakan simpatisan PDI-P.
Sisi politik lain yang menarik dicermati, selain dari simpatisan PDI-P, peningkatan dukungan juga tampak pada kekuatan politik lain di luar partai.
Sumber peningkatan dukungan tampak signifikan datang dari responden yang hingga kini belum menentukan partai politik pilihan dan kelompok pemilih pemula.
Kedua sumber dukungan, baik para pemilih PDI-P maupun kalangan yang belum berpartai ataupun pemilih pemula, tentu saja semakin memperkuat peluang dan pijakan politik Ganjar.
Hanya saja, perubahan semacam ini bisa jadi menjadi semakin dilematik bagi PDI-P yang pada survei kali ini paling banyak menempatkan kader partainya pada panggung preferensi presiden pilihan publik. [qnt]
Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Inilah Penyebab Melesatnya Pendukung Ganjar”. Klik untuk baca: Inilah Penyebab Melesatnya Pendukung Ganjar - Kompas.id.