WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo menyoroti adanya sejumlah pejabat Polri yang memiliki gaya hidup mewah. Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan kepada para pejabat kepolisian di Istana Negara, Jumat (14/10/2022) kemarin.
Dalam arahannya, Jokowi menyebutkan jika pejabat Polri harus punya sense of crisis. Ia juga mengatakan secara global 66 negara berada dalam posisi rentan, termasuk 345 juta orang di 82 negara sudah masuk menderita kekurangan pangan akut.
Baca Juga:
Jokowi Resmikan Tol Baru, Perjalanan Medan-Parapat Kini Hanya 1,5 Jam
"Ini yang semua Kapolda, Kapolres, pejabat utama Polri harus tahu keadaan, situasi seperti ini harus ngerti sehingga punya sense of crisis yang sama. Hati-hati dengan ini, hati-hati," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10).
"Sehingga saya ingatkan yang namanya Polres, Kapolres, yang namanya Kapolda, yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi, ngerem total masalah gaya hidup," Jokowi menegaskan.
Jokowi mengatakan, para pejabat Polri tidak seharusnya bermewah-mewah dan gagah-gagahan karena memiliki kendaraan mahal. Menurut Jokowi, ia selama ini telah menerima laporan terkait gaya hidup tersebut.
Baca Juga:
Pedagang Pasar Delimas Riuh Sambut Kunjungan Presiden Joko Widodo
Tak hanya soal kendaraan mewah, menurutnya saat ini sepatu dan baju yang dikenakan anggota Polri pun ikut disorot masyarakat.
"Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus, atau motor gede yang bagus, hati-hati, hati-hati, saya ingatkan hati-hati," Jokowi mengingatkan.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, tingkah laku para pejabat Polri kini mudah diendus masyarakat karena kehadiran media sosial. Menurutmya, siapa pun kini dapat mengungkap gaya hidup mewah para pejabat Polri.
"Pribadi-pribadi kita sekarang bisa menjadi surat kabar, bisa menjadi media yang setiap saat bisa memunculkan perilaku perilaku kita sehari-hari kayak apa, meskipun sembunyi-sembunyi," ucap Jokowi.
Institusi Polri terus mendapat sorotan publik dalam beberapa minggu belakangan. Usai tindakan brutal di tragedi Stadion Kanjuruhan, Polri kembali disorot setelah Kapolda Jatim, Inspektur Jenderal (Irjen) Teddy Minahasa ditangkap karena diduga terlibat kasus narkoba.
Padahal, Teddy baru empat hari dilantik menjadi Kapolda Jatim menggantikan Irjen Nico Afinta yang dimutasi karena tragedi Kanjuruhan. Teddy disebut-sebut menjual barang bukti narkoba hasil sitaan.
Dari data Laporan Harta dan Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Teddy memiliki harta senilai Rp29 miliar. Ia pun tercatat sebagai polisi terkaya di Indonesia. [rsy]