Dikutip dari mbda-systems.com, MILAS dirancang untuk membawa dan melepaskan torpedo ringan MU-90 menuju posisi kapal selam yang disasar, seperti yang ditunjukkan oleh sonar kapal atau oleh helikopter ASW atau MPA.
"Efektivitas sistem bergantung pada kemampuan untuk memperbarui lintasan dan titik pelepasan torpedo secara terus menerus selama penerbangan rudal, dengan keuntungan tambahan dari memodifikasi pengaturan torpedo sehubungan dengan manuver target," papar mbda-systems.com.
Baca Juga:
KPK Ungkap Soal Kasus PT Jembatan Nusantara dan ASDP yang Rugikan Negara
Awalnya MILAS diluncurkan seperti rudal. Kemudian ia akan menceburkan diri di atas sasaran.
Hal ini untuk menghindari deteksi sonar kapal selam sehingga serangan bisa lebih senyap.
Sehingga target akan kesulitan dalam melakukan manuver menghindar.
Baca Juga:
Tim Sar Dikerahkan Cari Kapal Angkut Wisatawan Dilaporkan Tenggelam di Takalar Sulsel
Menyoal pengadaan kapal perang Indonesia, situs China, workercn.cn pada 3 Maret 2022 lalu berujar bahwa Jakarta bisa menyiapkan 50 unit kapal perang dalam dua tahun saja.
Apalagi Indonesia sedang berinvestasi di bidang pertahanan sebesar 125 miliar dolar AS.
"Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah banyak berinvestasi dalam modernisasi pertahanan nasional, dengan giat mempromosikan pembelian militer asing, dan mengusulkan untuk menghabiskan 125 miliar dolar AS untuk pengadaan peralatan angkatan laut dan angkatan udara dalam 20 tahun ke depan, 50 kapal permukaan dalam dua tahun ke depan," jelas situs tersebut.