WAHANANEWS.CO, Jakarta - Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin memastikan tidak ada rivalitas ataupun persaingan antara kejaksaan dengan KPK maupun Polri terkait pengungkapan kasus-kasus korupsi.
Burhanuddin menjelaskan sedari awal pembentukan KPK memang sengaja dilakukan lantaran saat itu penegakan hukum terhadap kasus korupsi masih sangat lemah.
Baca Juga:
Kasus Korupsi Tata Kelola Sawit, Jaksa Agung Sebut Ada Pejabat KLHK yang Terjerat
Ia menyebut kehadiran KPK ketika itu diharapkan dapat memicu Kepolisian dan Kejaksaan untuk dapat berbenah dan mengungkap kasus-kasus korupsi di Indonesia.
"KPK dibentuk karena penegakan hukum penanganan korupsi pada waktu sebelumnya itu kita lemah. Polisi lemah, jaksa lemah dalam pengungkapan korupsi. Maka untuk memicu dua institusi ini didirikan KPK," ujarnya dalam CNNIndonesia Special Interview, Kamis (6/2) malam.
"Jadi sebenarnya tidak ada (persaingan). Sekarang kita udah mulai bangkit, Polisi juga demikian. Kita (Kejaksaan) bagaimana mengungkap perkara-perkara. Alhamdulillah kita sudah sudah siap. Saya mengharapkan ke depan kita akan lebih bersinergi lagi," imbuhnya.
Baca Juga:
Menteri Perumahan Maruarar dan Jaksa Agung Bahas Pemanfaatan Tanah Sitaan
Ia menegaskan kejaksaan bersama aparat penegak hukum lainnya berkomitmen penuh menindak aksi-aksi korupsi yang ada di Indonesia.
Burhanuddin mengatakan komitmen itu sejalan untuk menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya menyebut masih ada kebocoran keuangan negara hingga 30 persen dari APBN.
"Kita sama-sama kok, kita ingin berbakti kepada negara bagaimana menghabisi korupsi di negara ini, yang kalau katanya Pak Prabowo kemarin, ada kebocoran-kebocoran 30 persen dari APBN," jelasnya.