WahanaNews.co | Pengamat politik dan pendiri Indonesia Political Power Ikhwan Arif mengatakan, perbedaan pilihan capres Partai Persatuan Pembangunan (PPP) baik itu antara pengurus pusat dan pengurus daerah akan berpengaruh terhadap elektabilitas partai.
Hal ini sangat wajar terjadi ketika pengurus daerah ingin mempertahankan basis elektoral di beberapa daerah.
Baca Juga:
Bobby-Surya Percaya Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan
Diketahui, sejumlah kader PPP yang tergabung dalam Forum Ka'bah Membangun (FKM) mendeklarasikan dukungan pencalonan Anies Rasyid Baswedan sebagai presiden 2024.
Bahkan, surat pernyataan dukungan tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum FKM sekaligus politikus senior PPP Habil Marati dan Sekretaris Jenderal FKM Hasan Husaeri Lubis.
"Kader PPP deklarasi Anies sebagai capres suatu hal yang realistis karena nama Anies termasuk salah satu bakal capres populer dan memiliki elektabilitas tiga teratas dari beberapa lembaga survei," katanya, Minggu (20/11/2022).
Baca Juga:
Resmi, 50 Politisi Kota Depok sebagai Legislator DPRD Periode 2024 - 2029
Meskipun Plt. Ketua Umum PPP Mardiono telah menyatakan dukungannya terhadap Ganjar Pranowo sebagai capres, didukung oleh beberapa pengurus daerah yang ikut mendeklarasikan dukungannya terhadap Ganjar.
Namun pada sisi lain beberapa kader ingin mempertahankan cerug suara partai di beberapa daerah dengan memilih Anies sebagai capres, sebab para pemilih partai Ka'bah ini lebih cenderung memilih sosok atau figur yang dinilai religius.
"Menurut saya perbedaan pilihan di tubuh PPP merupakan sebuah pembelahan suara antara pilihan elit partai dan pilihan akar rumput sehingga potensi pembelahan suara dalam memperoleh tiket (Split Ticket Voting) semakin melebar," ujarnya.
Baginya, fenomena ini tidak hanya terjadi di tubuh PPP dalam perebutan tiket capres namun juga sering terjadi di beberapa partai politik besar.
Dalam hal ini polanya sama yaitu pola bottom-up di mana pilihan capres dari akar rumput yang kemudian didistribusikan ke tingkat elit, atau sebaliknya menggunakan pola top down di mana pilihan capres elit yang kemudian ditetapkan melalui musyarawah partai.
Pada kondisi terkini PPP mendukung Ganjar sedangkan basis pemilihnya lebih dekat dengan kelompok yang mendukung Anis Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo dan Airlangga Hartarto.
"Perbedaan pilihan ini di satu sisi dapat mempertahankan ceruk suara di beberapa daerah, di lain sisi PPP tidak hanya memperhatikan capres yang akan didukung, namun harus mempertahankan soliditas internal partai pasca terjadinya gejolak internal partai dalam pergantian Ketua Umum PPP," ucapnya.
Menurutnya PPP memang berada dalam pembelahan suara tiket capres, dengan mendukung capres di luar keputusan Plt. Ketua Umum Mardiono tentu menjadi pilihan yang realistis, apalagi PPP dinilai sebagai partai Ka'bah nya umat muslim yang orientasi pemilihnya adalah sosok atau figur yang dinilai religius seperti Anies Baswedan.
Ada beberapa alasan perbedaan pilihan yang terjadi antara kader PPP di daerah dan elit pusat terkait dukungan capres.
Pertama, banyaknya pilihan capres PPP dalam mendukung kader potensial yang berasal dari luar atau dalam Koalisi (KIB) memperjelas posisi PPP tetap berada dalam KIB yang sampai hari ini belum juga mendeklarasikan nama bakal capres.
Kemudian yang kedua, PPP mendukung Anies sebagai capres, hal ini memperjelas bahwa PPP tidak mempunyai kader potensial dari internal partai yang memiliki nilai elektabilitas tinggi, sebab mencari figur elektabilitas tinggi dapat mendongkrak suara partai, sebagai anggota KIB PPP masih berkemungkinan mencari figur lain yang sesuai dengan keinginan pemilihnya di berbagai daerah.
"Adanya perbedaan pilihan ini lebih baik untuk mempertahankan soliditas internal partai antara kader di daerah dan elite PPP di pusat, karena keputusan yang diambil pengurus daerah untuk mendukung Anis, akan mempertahankan basis pemilih di lumbung elektoral daerah tujuannya tidak lain untuk menjaga elektabilitas partai juga," terangnya.
Untuk itu, menurut Ikhwan PPP tengah memperjuangkan capres yang didukung pengurus Daerah dan elite DPP PPP untuk menjaga basis elektoral partai di daerah.
Merespons hal itu, PPP mengaku tak mempersoalkan sebagian kadernya mendukung Anies. Mereka menganggap hal itu sebagai aspirasi para kader.
Namun, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menegaskan deklarasi tersebut tidak merepresentasikan PPP. DPP PPP kata dia juga tak akan mengambil langkah tegas soal itu.
Sebab, lanjutnya, hingga saat ini PPP juga belum mengambil keputusan soal pencalonan presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024.
"Sekarang misalnya, ada sejumlah katakanlah kader PPP yang mendeklarasikan Pak Anies melalui FKM di Jogja. Ya sudah nggak usah ditertibkan juga. Karena memang partai belum mengambil keputusan," katanya, Rabu (16/11/2022). [sdy]