WahanaNews.co | Elektabilitas Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di bursa calon presiden (capres) 2024 masih mengungguli elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Hasil survei itu dirilis Indostrategi Research and Consulting.
Baca Juga:
Buntut Panjang Perselisihan Poltracking dan Persepi: Data Survei hingga Target Sanksi
Hasil itu diperoleh dari survei Indostrategi melalui wawancara langsung terhadap 1.230 responden yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah pernah menikah pada 29 Agustus-5 September 2022.
Survei ini margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pencuplikan sampel menggunakan metode multistage random sampling atau rambang berjenjang.
Direktur Indostrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam mengungkapkan bahwa elektabilitas Prabowo sekarang berada di 31,3 persen dan unggul 11,3 persen dengan Ganjar di peringkat dua.
Baca Juga:
Edy-Hasan Kandas di Survei, PDIP Banyak Pilih Paslon Bobby-Surya
"Posisi elektabilitas tiga besar masih dipuncaki oleh Prabowo dengan 31,3 persen, Ganjar 20 persen, dan Anies 14,9 persen," kata Arif dalam keterangannya, Jumat (9/9).
Arif kemudian menjabarkan, pemilih terbesar Prabowo berdasarkan parpol berasal dari Gerindra sebesar 14,7 persen, PDIP sebesar 4,1 persen, PKB sebesar 3,5 persen, Perindo sebesar 1,5 persen, serta Golkar sebesar 1,2 persen.
Menurutnya, pemilih Gerindra cenderung solid mendukung Prabowo. Ia menilai, pernyataan Menparekraf sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno yang menyatakan siap menjadi capres 2024 tidak mempengaruhi pemilih Prabowo dan Gerindra.
"Tampaknya pernyataan Sandi yang siap menyatakan diri menjadi capres tidak berimbas sama sekali terhadap pemilih Prabowo dan Gerindra," ujar Arif.
Lebih lanjut, ia menerangkan, persaingan tokoh potensial menuju Pilpres 2024 semakin hangat dan menarik di tengah upaya partai politik (parpol) membentuk koalisi politik dan tokoh capres potensial nonparpol mendekati parpol
Menurutnya, ada dua hal yang membuat elektabilitas Prabowo berada di posisi puncak sekarang, yaitu deklarasi pembentukan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya antara Partai Gerindra dan PKB, serta kinerja Prabowo yang dianggap pubik baik. Di sisi lain, menurutnya, Ganjar dan Anies mengalami stagnansi karena publik belum melihat kinerja yang moncer.
"Tampaknya publik luas juga menyadari bahwa apa yang dipertontonkan dari konten-konten yang diunggah di media sosial oleh beberapa tokoh yang berhasrat menjadi capres belum tentu mencerminkan kondisi yang sebenarnya, hanya berupa pencitraan untuk meraih simpati dan dukungan," ucap dia.
Arif melanjutkan, pemilih Ganjar berdasarkan berasal dari PDIP sebesar 8,5 persen. Namun, menurutnya, hal itu belum cukup maksimal karena masih belum jelas dan definitifnya keputusan PDIP terkait capres yang diusung. Apalagi, dia berkata, pemilih PDIP lebih loyal terhadap partai dibanding capres yang diusung.
"Terbukti PDIP masih belum bergeming dari posisinya sebagai pemuncak pertama. PKB sebesar 1,4 persen dan Golkar sebesar 1,4 persen," ujarnya.
Sedangkan pemilih Anies berdasarkan parpol mayoritas datang dari pemilih PKS sebesar 2,5 persen, PDIP sebesar 2,2 persen, Gerindra sebesar 1,5 persen, NasDem sebesar 1,4 persen, dan PKB sebesar 1,2 persen. Ia menambahkan, pemilih PKB terlihat solid ke Prabowo dibanding Ganjar dan Anies, sedangkan pemilih Golkar lebih cair dan mengambang.
"Terlihat pemilih Golkar yang memilih Prabowo juga cukup besar," ujarnya.
Sebelumnya, Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan tingkat kesukaan masyarakat terhadap Ganjar Pranowo lebih tinggi dibanding ke Anies dan Prabowo. Dari hasil survei SMRC, tingkat kesukaan terhadap Ganjar berada pada angka 83 persen. Sementara, Anies hanya 74 persen dan Prabowo 71 persen.
Sementara itu, Hasil survei Indonesia Survey Center (ISC) mengungkapkan ektabilitas Prabowo meroket hingga mencapai 30,4 persen. Sementara elektabilitas Ganjar dan Anies stagnan di angka 19,1 dan 13,0 persen.
Peneliti Senior ISC Chairul Ansari mengatakan stagnasi elektabilitas Ganjar dan Anies disebabkan kedua tokoh itu tak memiliki dukungan yang pasti dari partai politik.
"Ganjar dan Anies masih stagnan di bawah angka 20 persen, karena ketiadaan kepastian dukungan dari Parpol dan mungkin seiring naiknya kepercayaan diri Parpol untuk mengusung kadernya sendiri," kata Chairul saat konferensi pers daring, Senin (29/8).
Sebagai informasi, Sandi pernah menyampaikan niat maju capres setelah menghadiri acara PPP beberapa waktu lalu. Ia mengaku siap maju di Pilpres 2024.
Namun, pernyataan Sandi mendapatkan respons negatif dari sejumlah kalangan di Gerindra karena pernyataan Sandi siap jadi capres keluar setelah Rapimna partai putuskan Prabowo sebagai capres 2024. [tum]