WahanaNews.co | Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam, merujuk pada hasil survei lembaganya pada Februari 2022, tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama (NU) dinilai memiliki peluang maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pada penelitian tersebut pihaknya menemukan publik melihat pasangan ideal capres dan cawapres ke depan adalah kombinasi sipil-militer.
Baca Juga:
Panglima TNI Dampingi Wakil Presiden RI Buka Konferensi Besar Fatayat NU 2024
Selain itu, pasangan tersebut juga harus mendapatkan ceruk dukungan dari luar Jawa dan basis massa NU atau warga nahdliyin.
"Tantangan pasangan capres-cawapres adalah bagaimana dapat memperbesar ceruk dukungan dari berbagai dimensi. Baik itu dari luar Jawa maupun dari ceruk massa NU," ungkap Arif kepada wartawan, Jakarta, Jumat (20/5).
"Ini sangat penting karena kandidat incumbent tidak ikut kontestasi, yang memungkinkan semua pasangan akan berebut suara di ceruk-ceruk suara besar," imbuhnya.
Baca Juga:
Mendikdasmen Umumkan Mulai 2025 Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
Sebagai informasi, pada dua pemilu terakhir salah satu dari pasangan calon pemenang adalah tokoh NU.
Pada pilpres 2014 ada Jusuf Kalla sebagai cawapres. Meskipun dikenal bukan dari kalangan ulama, JK memiliki ruang di dalam struktur mustasyar PBNU termasuk pada periode 2010-2015 dan 2015-2020.
Kemudian pada pilpres 2019 adalah seorang ulama NU, Ma'ruf Amin yang juga pernah menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).