WahanaNews.co, Jakarta - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mengungkapkan keraguan terkait penangkapan orang yang menghina Presiden Joko Widodo.
Pernyataan tersebut merupakan tanggapan atas komentar Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI dan Ketua Umum PDI Perjuangan, yang menyamakan tindakan penguasa saat ini dengan era Orde Baru (Orba).
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
Saat ditanya mengenai penguasa yang dimaksud Megawati, Kaesang menyoroti apakah ada warga yang pernah ditangkap karena menghina Jokowi, menciptakan pertanyaan tentang kebebasan berpendapat dalam pemerintahan saat ini.
"Ya kita... Yang penguasa itu siapa dulu? Definisi penguasa itu siapa? Siapa?" ujar Kaesang, melansir Kompas.com, Kamis (30/11/2023).
"Teman-teman semua saya katakan, di medsos, ngomong sesuatu menghina Pak Presiden ditangkap enggak?" sambungnya.
Baca Juga:
Bobby-Surya Percaya Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan
Secara tiba-tiba, seorang pengemudi truk kemudian menjawab "ada".
Kaesang lantas mengakui bahwa memang betul ada yang pernah ditangkap. Hanya saja, menurut dia, orang itu ditangkap karena sudah berlebihan dalam menghina Presiden.
"Oke ditangkap ketika menghina terlalu jauh. Tapi apakah sebuah forum diskusi atau apa yang apa namanya sampai ada orang yang menangkap atau melakukan seperti itu ada? Enggak ada toh?" tukas Kaesang.
Kaesang pun mengaku tidak tahu apa yang terjadi di era Orde Baru.
Sebab, Kaesang mengatakan dirinya masih kecil pada saat itu, sehingga tidak merasakannya.
"Saya enggak tahu maksudnya definisi seperti Orde Baru seperti apa dulu? Karena saya sendiri kan saya tidak mengalami. Karena waktu itu saya masih umurnya kecil, jadi saya enggak mengalami," katanya.
"Balik lagi, saya tidak hidup di zaman itu. Jadi saya harus tanya ke teman-teman yang di mana definisinya sebelum tanya saya tuh seperti apa," imbuh Kaesang.
Sebelumnya, Megawati mengungkapkan rasa kesalnya terhadap perilaku penguasa saat ini yang menurutnya cenderung meniru tindakan penguasa pada masa Orde Baru.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Megawati ketika hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional Relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta.
Rapat tersebut dihadiri oleh para pemimpin relawan pendukung dari seluruh Pulau Jawa pada Senin, 27 November 2023.
"Mestinya Ibu enggak boleh ngomong gitu tapi Ibu jengkel. Karena republik ini penuh pengorbanan tahu tidak. Kenapa sekarang kalian yang pada penguasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" kata Megawati.
Pernyataan Megawati ini disambut dengan sorak-sorai dari ribuan relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang mengikuti pidato tersebut.
Banyak pula dari mereka yang berdiri dari kursi lalu meneriakkan kata "lawan" dengan berulang-ulang.
Sorak-sorai para relawan itu pun direspons Ganjar dengan meneriakkan seruan untuk memenangkan dirinya dan Mahfud MD dalam satu putaran.
"Benar tidak, benar tidak? Merdeka, merdeka, merdeka! Menang kita Ganjar-Mahfud satu putaran!" teriak Megawati.
Megawati pun mengatakan, ia seorang manusia yang juga punya rasa jengkel apabila tidak dihormati. Padahal, ia merupakan seorang mantan presiden.
"Ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah Presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," kata Megawati.
Lebih lanjut, Megawati mengajak rakyat Indonesia untuk tidak takut melawan kecurangan yang mungkin terjadi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Kita kan rakyat Indonesia, polisi juga rakyat Indonesia, yang namanya tentara rakyat Indonesia, aparat juga rakyat Indonesia. Benar apa benar? Insyaf makanya, jangan takut," ujar Megawati.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]