WahanaNews.co | Muhammad
Rizieq Shibab (MRS) bertutur dirinya menolak tes PCR dari Satgas COVID-19 Kota
Bogor agar tak menjadi panggung politik bagi Wali Kota Bogor Bima Arya. Bima
Arya pun heran urusan medis ditarik ke soal politik.
Baca Juga:
Rizieq Bebas, Muhammadiyah: Tak Perlu Euforia, Tak Perlu Fobia
"Soal panggung politik, saya kira justru FPI yang
terlalu mempolitisir. Kenapa ditarik soal politik?" kata Bima Arya kepada
wartawan, Kamis (27/5/2021).
Menurut Bima Arya, jika Rizieq kooperatif saat itu untuk tes
COVID-19, maka tak akan menjadi polemik. Satgas COVID-19 Kota Bogor, kata Bima
Arya, akan memberikan pelayanan kepada Rizieq.
"Kalau dari awal semua koperatif. Tidak akan berkembang
seperti ini. Semua akan mendoakan HRS, satgas pastikan pelayanan dan prokes
terbaik. Selesai," ujarnya.
Baca Juga:
Jika Lakukan Pelanggaran, Pembebasan Bersyarat Rizieq Bisa Dicabut
Bima Arya juga menegaskan bahwa pihaknya tak pernah tes
COVID-19 ulang terhadap Rizieq. Namun, Bima Arya ketika itu meminta hasil tes
COVID-19 Rizieq saat itu.
"Ingat, saya tidak pernah memaksa test PCR ulang.
Ketika pihak keluarga tidak berkenan, saya memahami dan hanya meminta agar
pihak keluarga menginformasikan saja ke mana hasilnya dikirimkan,"
ucapnya.
Politikus PAN ini juga menyebut tak pernah mengungkap bahwa Rizieq
dirawat di RS Ummi. Namun, FPI kala itu, menurut Bima Arya yang pertama kali
mengatakan Rizieq dirawat di RS Ummi.
"Silakan cek jejak digital. Saya sangat berhati-hati
dalam keluarkan pernyataan. Karena jangan sampai terjadi kerumunan di RS Ummi.
Justru yang pertama keluarkan keterangan bahwa HRS di RS Ummi adalah pihak FPI
sendiri," imbuhnya.
Rizieq sebelumnya bercerita soal permintaan Wali Kota Bogor
Bima Arya untuk tes PCR ulang saat dirinya dirawat di RS Ummi, Bogor. Rizieq
punya alasan tersendiri sehingga ogah ikut tes COVID-19 oleh Satgas Kota Bogor.
"Perlu diketahui, setelah saya di-PCR sebetulnya saya
ingin dirawat sampai tuntas sambil menunggu tes PCR, tapi ada kejadian tidak
nyaman di mana Wali Kota Bogor membawa Satgas-nya ke RS Ummi, yaitu untuk
meminta rekam medis kemudian ingin melakukan tes PCR, bahkan saya sudah di-PCR,
bahkan ingin diulangi lagi tes PCR," kata Rizieq saat diperiksa sebagai
terdakwa dalam sidang kasus hasil swab COVID-19 RS Ummi, di Pengadilan Negeri
Jakarta Timur, Kamis (27/5).
Rizieq menuding Bima Arya membeberkan kondisinya di RS Ummi
ke media sehingga publik menjadi tahu. Di sisi lain, dia menyebut sudah ada
banyak hoax yang beredar terkait kondisinya.
"Tapi karena Wali Kota Bogor koar-koar di media
akhirnya masyarakat jadi tahu di mana-mana. Jadi artinya berita hoax ditambah
koar-koar Wali Kota Bogor di media akhirnya menambah keresahan yang terjadi di
tengah masyarakat," ujarnya.
Rizieq mengaku bertambah resah saat kedatangan Bima Arya
pada 27 November 2020 malam. Saat itu, Rizieq mengaku sudah mengikuti tes PCR.
Dia mengklaim Bima Arya meminta ada tes PCR ulang. Dia
mengungkapkan alasan tidak ingin dites PCR oleh Satgas dan menyebut Bima Arya
tidak etis membongkar kondisinya.
"Saya tidak menolak tes PCR, tapi saya tidak mau tes
PCR saya dilakukan Satgas COVID Kota Bogor, kenapa, karena maaf saya
tersinggung dan kecewa, saya dan rumah sakit sudah sepakat supaya perawatan
saya di rumah sakit dirahasiakan karena kalau ulama dan habaib tahu di Kota
Bogor akan menjenguk kita, nanti akan mengganggu perawatan, jadi kita tidak
mengumumkan bukan kebohongan, untuk keamanan pelayanan rumah sakit dan keamanan
saya," ujarnya.
"Tiba-tiba Wali Kota Bogor koar-koar di media, jadilah
saya tersinggung. Koar-koarlah, saya dirawatlah, minta dites PCR dan
sebagainya. Saya lihat ini tidak etis. Mestinya dia temui saja saya di kamar
atau bagaimana baik-baik, dan itu pun sudah ditemui Habib Hanif. Karena saya
lihat Wali Kota Bogor ini kan ketua satgas, perilakunya etis dan seenaknya
membongkar rahasia pasien dan ini melanggar UU, saya tidak percaya kalau Satgas
COVID yang melakukan tes PCR," tambahnya.
Rizieq juga mengaku curiga tes yang dilakukan Satgas
COVID-19 Kota Bogor hanya akan memberi panggung politik bagi Bima Arya.
"Tapi kalau perilakunya sudah begitu oh jangan-jangan
nanti hasil diobral ke mana-mana, jadi maksud saya kalau dia mau koar-koar
begitu jangan. Jangan sakitnya saya, penderitaan saya dijadikan konsumsi untuk
panggung politik dia. Ini yang saya tidak terima," ungkapnya. [qnt]