WahanaNews.co, Jakarta - Laksamana Muhammad Ali, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), menyoroti pentingnya merancang strategi pertempuran baru untuk mengantisipasi serangan drone tempur.
Perlu dicatat bahwa konsep drone tempur menjadi perhatian khusus dalam konflik antara Rusia dan Ukraina, di mana drone-dronenya memiliki kemampuan untuk melepaskan amunisi dari ketinggian menuju target yang dituju.
Baca Juga:
Sarang Narkoba Kampung Bahari Digerebek Polisi, 31 Orang Ditangkap
"Masalah drone memang ini menjadi game changer ya, ini kita harus revisi dan buat konsep pertempuran baru, terutama dalam menghadapi drone, drone unmanned system (pesawat nirawak)," kata Ali di Lapangan Arafuru, Mako Koarmada, Jakarta Pusat, melansir Kompas, Sabtu (9/3/2024).
Dia mengungkapkan bahwa Indonesia tidak boleh tertinggal dalam mengadopsi teknologi baru di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk menambahkan teknologi terkini pada alat utama sistem persenjataan (alutsista). Saat ini, TNI AL terus berupaya mengembangkan kemampuan tersebut.
Baca Juga:
Pantau Pergerakan Polisi, Bandar Narkoba di Kampung Bahari Pakai CCTV hingga Drone
"Kita sekarang mulai melengkapi alutsista-alutsista kita dengan drone. Dan kita juga sudah mempunyai UEV ScanEagle, ada beberapa buah. Dan kita akan siapkan dan kita kembangkan terus, bahkan kalau perlu drone yang bisa menyerang," ucap Ali.
Di sisi lain, pihaknya akan memperkuat pangkalan drone di Natuna, Skuadron 52, menyusul rawannya konflik di daerah tersebut.
Penguatan tersebut seiring dengan melengkapi sarana dan prasarana di sana.
"Untuk AL di selat Lampa akan kita perbesar sehingga seluruh unsur kapal, baik kapal besar maupun kapal kecil, dan sarana fasilitas pendukung, bahan bakar juga, kita siapkan di sana," jelas Ali.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]