WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) mengklaim bertanggung jawab atas tewasnya enam guru dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3/2025).
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyatakan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh Ohyon Elambu dan Yosua Sobolim, anggota kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah Anggruk dan Sisipia, Yahukimo.
Baca Juga:
TPNPB-OPM Akui Serang Guru dan Tenaga Medis di Yahukimo
Sebby menuduh para korban sebagai agen intelijen yang menyamar sebagai tenaga pendidik dan medis.
Ia menegaskan bahwa TPNPB-OPM tidak akan membiarkan keberadaan mata-mata yang berkedok profesi tersebut.
“Kami bertanggung jawab atas eksekusi terhadap agen intelijen Indonesia yang berprofesi sebagai guru dan tenaga medis di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, pada Jumat 21 Maret 2025,” ujar Sebby dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (23/3/2025).
Baca Juga:
Pilot Selandia Baru yang Ditembak KKB Dievakuasi ke Timika
Menurut Sebby, aksi penyerangan ini merupakan respons terhadap pernyataan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam siaran televisi yang menyebutkan bahwa personel militer bertugas di Papua sebagai guru dan tenaga kesehatan.
Pernyataan tersebut kemudian ditafsirkan sebagai legitimasi untuk menargetkan tenaga pendidik dan medis di wilayah tersebut.
Pemimpin TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak, disebut telah menginstruksikan para kombatan untuk menindaklanjuti pernyataan Panglima TNI dengan menyerang tenaga pendidik dan medis.
Selain itu, kelompok bersenjata ini juga membakar sekolah di Distrik Anggruk sebagai bagian dari aksinya.
Sebby memperingatkan seluruh tenaga pendidik dan medis asal Indonesia agar meninggalkan Papua, mengingat wilayah tersebut telah dinyatakan sebagai zona konflik antara TPNPB-OPM dan aparat keamanan Indonesia.
Ia menegaskan bahwa kelompoknya akan terus menargetkan tenaga pengajar dan medis yang masih bertahan di Papua.
"Operasi pembersihan terhadap agen intelijen militer Indonesia akan terus berlanjut di seluruh wilayah operasi TPNPB-OPM," tegasnya.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]