WahanaNews.co | Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menutup pintu damai dengan aktivis Haris Azhar dan Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti.
Keputusan ini diambil usai mediasi yang dijadwalkan digelar pada Senin (15/11/2021) kembali gagal.
Baca Juga:
Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Luhut: Bandara Pertama yang Dibangun Tanpa APBN
“Iya, biar sekali-sekali belajar lah, kita ini kalau berani berbuat harus berani bertanggung jawab,” ujar Luhut, Selasa (16/11/2021).
Luhut mengatakan, pihaknya sudah memenuhi undangan mediasi sesuai dengan waktu yang diminta Haris dan Fatia.
Namun, keduanya justru yang tidak hadir.
Baca Juga:
Luhut Pandjaitan: Pabrik di Jakarta Dipasang Sensor Deteksi Gas Kurangi Polusi Udara
“Jadi kalau proses yang sudah selesai, saya sudah menyampaikan, saya pikir lebih bagus ketemu di pengadilan aja,” jelasnya.
Atas dasar itu, Luhut menutup pintu mediasi dengan Haris dan Fatia.
Dia memilih menyelesaikan perkara ini melalui jalur hukum.
“Kalau saya yang salah, ya saya gitu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan Direktur Lokataru, Haris Azhar, dan Koordinator KontraS, Fatia Maulida, ke Polda Metro Jaya.
Laporan ini terkait dengan dugaan penyebaran berita bohong.
Laporan ini tertuang dalam normor STTLP/B/4702/IX/2021/SPKT/POLDA METRO JAYA, 22 September 2021.
“(Yang dilaporkan) Haris Azhar sama Fatia,” kata Luhut di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (22/9/2021).
Laporan ini terkait adanya unggahan video berjudul Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya yang diunggah di akun YouTube Haris Azhar.
Di sana Haris melakukan wawancara bersama Fatia.
Ada pun hal yang dibahas yakni hasil riset sejumlah organisasi termasuk KontraS tentang bisnis para pejabat atau purnawirawan TNI di balik bisnis tambang emas atau rencana eksploitasi daerah blok Wabu di Intan Jaya, Papua.
Luhut pun turut disebut dalam bahasan ini.
Atas dasar itu, Luhut memutuskan membuat laporan polisi.
Pasalnya, somasi yang dikirimkannya tidak ditanggapi.
Baik Haris dan Fatia pun tidak kunjung meminta maaf. [dhn]