"Sehingga 5 poin kami terapkan dalam surat gembala itu mulai dari ketuhanan. Karena itu hindari pemimpin-pemimpin yang tidak religius, ataupun religius tapi menggunakan agama sebagai kendaraan politik," tambahnya.
Lebih lanjut Uskup Ruteng dalam surat gembalanya menyoroti aspek kemanusiaan.
Baca Juga:
Ganjar Pranowo Disebut dalam Kasus e-KTP, KPK Tunggu Bukti Tambahan
"Kemudian kemanusiaan karena itu kita coba elaborasi, fokus dari gereja adalah human dignity (harga diri manusia), martabat manusia yang semakin diperbaiki dengan pembangunan-pembangunan. Maka itu kami coba mengarahkan dan menganjurkan semua pemimpin harus memperhatikan HAM," katanya.
Terkait persatuan, lanjut Uskup Ruteng, bangsa ini menurutnya hanya bisa dibangun dengan pondasi persatuan dan kesatuan. Keberagaman harus dilihat sebagai kekayaan, bukan dilihat sebagai ancaman.
"Kerakyatan, kalau kita ada apa-apa sebenarnya kita bermusyawarah dan ada wakil-wakil kita yang menjadi perpanjangan dari suara kita kepada para pemimpin dan terakhir adalah keadilan sosial, kenapa dalam sambutan saya saya menekankan setiap pemimpin diharapkan mampu meneropong, melihat nilai-nilai keadilan sosial kebenaran dalam seluruh rancangan pembangunan," tutupnya.
Baca Juga:
Adik Ipar Ganjar Pranowo Didakwa Korupsi Jembatan Rp 13,2 Miliar
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.