Kongsi yang menamakan diri Koalisi Perubahan ini berencana mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres). Adapun Anies telah lebih dulu dideklarasikan sebagai capres Partai Nasdem.
Sementara, calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies masih menjadi tanda tanya. Ihwal inilah yang disinyalir menjadi sumber alotnya negosiasi kerja sama antara ketiga partai.
Baca Juga:
PKS Hormati Sikap Surya Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran
Demokrat sempat ngotot menyodorkan nama ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai cawapres. Sementara, PKS tak mau kalah, ingin agar mantan Gubernur Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Ahmad Heryawan, jadi calon RI-2.
Di sisi lain, Nasdem mengusulkan supaya pendamping Anies diambil dari sosok di luar ketiga partai koalisi.
Dinamika ini pun sempat menggoyahkan rencana kerja sama ketiganya. Baik PKS maupun Demokrat membuka komunikasi dengan partai-partai politik lainnya.
Baca Juga:
Ketua DKPP: Terdapat Problematika Etik pada Pemilu 2024
Namun, belakangan, Demokrat dan PKS mengaku legawa jika bukan kader mereka yang dipilih sebagai pendamping Anies.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Sohibul Iman, mengatakan, paling penting, cawapres Anies mampu mendongkrak kemenangan pada pemilu mendatang.
"Saya kira kami di PKS tidak masalah," kata Sohibul di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022).