WahanaNews.co, Jakarta – Usai gagal membawa Partai Ka'bah lolos ke parlemen pada Pemilu 2024, Kubu Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono mengklaim telah menyampaikan permintaan maaf.
Menlansir CNN Indonesia, Juru Bicara Mardiono, Imam Priyono menuturkan permintaan maaf itu disampaikan dalam momen Rakernas PPP 6 Juni lalu di Kota Tangerang.
Baca Juga:
Bobby-Surya Percaya Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan
"Jadi kalau permintaan maaf, pada dasarnya di momen tersebut Pak Mardiono juga menyampaikan ya. Apabila ada hal-hal yang dirasa kurang namanya juga manusia," kata Imam di acara CNN Indonesia News Room, Senin (17/6).
Dia memahami desakan permintaan maaf tersebut mengacu pada surat yang diteken empat pimpinan Majelis PPP pada 1 Mei lalu. Namun, dia mengklaim kondisi internal partai saat ini jauh lebih kondusif pasca Rakernas 6 Juni.
Menurut Imam, kedua pihak, baik para pimpinan Majelis maupun Mardiono sama-sama memahami bahwa Pileg 2024 bukan pertarungan mudah. Dia juga mengklaim Mardiono telah mendapat dukungan semua Ketua DPW PPP di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Resmi, 50 Politisi Kota Depok sebagai Legislator DPRD Periode 2024 - 2029
"Dan para ketua DPW secara jernih melihat memang kepemimpinan Pak Mardiono sebenarnya cukup bisa menjaga suara PPP tetapi memang belum mencapai yang diharapkan yaitu PT 4 persen," katanya.
Imam tak sependapat jika menganggap Mardiono gagal selama memimpin PPP. Dia mengatakan PPP sejak reformasi memang terus mencatat penurunan suara.
PPP, kata dia, hanya sekali mengalami kenaikan suara di era kepemimpinan periode kedua Surya Dharma Ali. Sisanya, PPP terus mengalami penurunan secara tajam di setiap kali Pemilu.
Imam bilang Mardiono bahkan tak bisa disebut lebih buruk. Sebab, tren penurunan itu masih lebih rendah dibanding sebelumnya.
"Justru di masa Pak Mardiono tingkat penurunan yang paling rendah. Hanya kurang lebih 400 ribu suara saja apabila dibandingkan dengan periodisasi sebelumnya. Sehingga sebenarnya catatan penting dari kepemimpinan pak Mardiono adalah mampu menahan laju penurunan yang selama ini dialami PPP," kata Imam.
[Redaktur: Alpredo Gultom]