Lingkungan kerja yang dipimpin oleh pemimpin toksik sering kali dipenuhi dengan tekanan yang tidak proporsional, jam kerja yang panjang, dan ekspektasi yang tidak realistis.
Karyawan yang terpapar kondisi ini cenderung mengalami stres berkepanjangan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan burnout.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Burnout tidak hanya mengurangi produktivitas, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental dan fisik karyawan.
3. Turnover Karyawan yang Tinggi
Salah satu dampak paling nyata dari kepemimpinan toksik adalah tingginya tingkat turnover atau pergantian karyawan.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Karyawan yang tidak bisa bertahan dengan lingkungan yang merusak ini biasanya memilih untuk meninggalkan perusahaan.
Ketika banyak karyawan keluar, hal ini akan membebani perusahaan dengan biaya rekrutmen dan pelatihan yang tinggi, serta hilangnya karyawan yang berpengalaman.
4. Hilangnya Inovasi dan Kreativitas