Rasa malas yang dimaksud di sini adalah rasa malas untuk berinovasi dan rasa malas untuk belajar lebih. Seperti halnya rasa takut, rasa malas juga akan membawa usaha yang kamu rintis menuju kepada kerugian bahkan kebangkrutan.
Selain para penakut, para pemalas juga tidak akan mendapatkan tempat yang baik di dalam dunia usaha. Rasa malas hanya akan membuat usaha kita bakal mengalami dua hal, menjadi tidak berkembang atau menjadi rugi/bangkrut.
Baca Juga:
Wakil Wali Kota Jakarta Barat Apresiasi Pelantikan Pengurus DPC HIPPI
Dunia usaha adalah dunia yang penuh persaingan, tiap hari akan lahir usaha-usaha baru yang kelak akan menjadi pesaing kita entah sekarang ataupun nanti.
Tentu saja untuk dapat bertahan di dalam dunia seperti ini kita diharuskan untuk membuang sejauh mungkin rasa malas dalam diri agar kita mau untuk terus belajar mengembangkan usaha kita dan sanggup berinovasi mengikuti perkembangan pasar.
4. Cepat merasa puas
Usaha kamu ternyata sudah mulai berkembang, akhirnya kamu mulai bisa merasakan keuntungan dari usaha kecil yang kamu rintis tersebut.
Baca Juga:
Kadin Versi Anindya Bakrie, Aktor Raffi Ahmad Diangkat Jadi Waketum
Tapi, justru karena sudah merasa sukses (walaupun kenyataannya belum) akhirnya kamu menganggap semuanya akan baik-baik saja seperti apa yang kamu harapkan. Kamu tidak lagi memikirkan bagaimana cara untuk membuat usahamu terus berkembang karena merasa semuanya sudah cukup untuk kamu.
Tapi perlu kamu sadari, dunia usaha itu sangat kejam untuk orang-orang yang cepat merasa puas atas usahanya. Hari ini mungkin usaha kamu itu memberikan keuntungan tapi hal itu tidak akan memberikan jaminan bahwa di hari esok semuanya akan baik-baik saja.
Memang bukanlah hal yang buruk untuk tetap optimis bahwa usahamu akan baik-baik saja tapi akan lebih baik lagi jika kamu bisa waspada akan semua hal buruk yang bisa menimpa usahamu (kehilangan pelanggan, dikalahkan oleh lawan saing dan hal tidak terduga seperti kebakaran, pencurian, bencana alam dsb).